Madrid (Antara Babel) - Spanyol mengecam Presiden Venezuela Nicolas Maduro pada Selasa terkait komentarnya yang disebut "menghina dan tidak dapat diterima" kepada Perdana Menteri Konservatif Spanyol Mariano Rajoy dengan menyebutnya sebagai "pembunuh bayaran".

Kementerian Luar Negeri Spanyol telah memanggil duta besar Venezuela di Madrid pada Senin (27/7) untuk menyampaikan keluhan setelah komentar Maduro dalam sebuah pidato di televisi pada akhir pekan.

Peristiwa tersebut bukan yang pertama kali terjadi antara kedua pemimpin negara tersebut, setelah sebelumnya mantan Raja Spanyol Juan Carlos membentak mendiang pemimpin Venezuela Hugo Chavez "Kenapa kau tidak diam?" pada pertemuan puncak pada 2007 lalu.

Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Garcia-Margallo pada Selasa memerintahkan pembantunya untuk memanggil duta besar Venezuela atas beberapa komentar yang sepenuhnya menghina dan tidak dapat diterima oleh Presiden Maduro terhadap Perdana Menteri Rajoy.

Maduro yang merupakan penerus Chavez sebagai presiden Venezuela mengatakan dalam pidato televisi pada Minggu (26/7) bahwa Rajoy adalah "pembunuh bayaran untuk orang-orang" karena memperkenalkan hukuman baru yang keras bagi pelanggaran ketertiban umum di Spanyol.

Garcia-Margallo pun membalas komentar Maduro tersebut pada Selasa bahwa Venezuela sendiri memiliki jalan panjang dalam hal Hak Asasi Manusia (HAM), seperti banyak pernyataan dari PBB terkait situasi dalam negeri Veneuela.

Ini adalah kedua kalinya dalam tiga bulan terakhir Spanyol telah memanggil duta besar Venezuela. Pada April lalu terjadi hal yang sama setelah Maduro menyebut Rajoy sebagai seorang rasis.

Ketika sekelompok senator dari Spanyol mengunjungi Venezuela pekan lalu untuk mencoba menengahi sengketa politik di bekas koloni Spanyol tersebut, Maduro memberikan sikap seperti "orang muntah" terkait kunjungan para senator tersebut.

Kementerian Luar Negeri Spanyol dalam sebuah pernyataan pada Senin (27/7) menyerukan hubungan yang konstruktif antara Madrid dan Caracas, berdasarkan dialog dan saling menghormati.

Pewarta:

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015