Sedikitnya 24 orang tewas dalam bencana longsor di ibu kota Ekuador, Quito, dan 12 orang lainnya hilang, kata Wali Kota Santiago Guarderas pada Selasa.

Tim penyelamat mencari korban di antara bangunan rumah dan jalan-jalan yang tertimbun lumpur setelah banjir terburuk dalam dua dekade terakhir melanda kota itu.

Hujan sangat deras pada Senin malam menyebabkan banjir di ngarai yang berada di dekat permukiman pekerja di La Gasca dan La Comuna.

Banjir itu membawa lumpur dan batu ke permukiman dan mempengaruhi aliran listrik.

Badan penanganan bencana Ekuador mengatakan 48 orang terluka dalam peristiwa itu.

"Kami melihat air sungai yang hitam pekat menyeret apa saja, kami harus memanjat dinding untuk menyelamatkan diri," kata warga bernama Alba Cotacachi, yang mengungsikan dua putri kecilnya dari rumah mereka.

"Kami tengah mencari mereka yang hilang," kata dia.

Rekaman video yang diperoleh Reuters memperlihatkan seorang pria berjuang membebaskan diri dari air berlumpur yang menyapu sebuah jalan perumahan. Beberapa saksi mengatakan pria tersebut terseret sementara warga lainnya berteriak minta tolong.

Video lainnya menayangkan aliran air menyapu pepohonan, kendaraan, tempat sampah, dan bahkan tiang listrik, sementara sejumlah orang diselamatkan dari air lumpur oleh para tetangganya.

Pihak berwenang tidak mengesampingkan kemungkinan longsor susulan. Kantor wali kota telah mendirikan tempat-tempat penampungan bagi keluarga terdampak dan mulai membersihkan jalan-jalan di kota itu.

Ekuador menghadapi hujan deras di sejumlah wilayah, yang telah membuat sungai-sungai meluap dan berdampak pada rumah-rumah penduduk dan jalan-jalan.

Hujan di Quito pada Senin setara dengan 75 liter air per meter persegi, tertinggi selama hampir dua dekade terakhir.
 

Pewarta: Anton Santoso

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022