Pangkalpinang (Antara Babel) - Universitas Bangka Belitung (UBB) dan Bundesanstalt Für Geowissenschaften Und Rohstoffe (BGR) Jerman menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk program penelitian mendalam tentang timah.

"Bangka Belitung dikenal sebagai kawasan penambangan timah, sehingga memerlukan suatu penelitian yang mendalam dari berbagai aspek baik mengenai cadangan logam timah maupun dalam hal penanganan lingkungan pascaproduksi timah," ujar Rektor UBB, Bustami Rahman di Pangkalpinang, Selasa.

Menurut dia, penelitian mendalam terhadap timah sangat penting sebagai basis untuk mengambil berbagai bentuk kebijakan. Selain itu, penelitian tersebut juga guna mengetahui data ketersediaan cadangan timah.

"Walaupun dari pemindaian satelit baru 30 persen cadangan timah di kawasan ini dieksploitasi, namun hal itu belumlah valid. Maka sungguh perlu dilakukan penelitian yang mendalam tentang berbagai aspek mineral timah di provinsi ini. Dan kita berterimakasih karena  ketemu dengan BGR yang sudah berpengalaman di bidang itu," ujarnya.

Ia menjelaskan, UBB dan BGR sepakat melakukan kerja sama selama dua tahun dengan melakukan penelitian dan konsultasi pada bidang yang berkaitan dengan penambangan timah.

Nota kesepahaman itu mencakup tata cara penambangan yang baik, kontrol lingkungan, dan reklamasi untuk sektor tambang timah laut di masa depan di Provinsi Kepulauan Babel. Penutupan tambang dan reklamasi lahan bekas tambang darat, manajemen sektor tambang, evaluasi teknis dan ekonomis terhadap produksi mineral ikutan pertambangan.

"Termasuk kegiatan-kegiatan lain yang disepakati antara UBB dan BGR. Kami juga tentu melibatkan kepala daerah dimana akan dilakukan penelitian. Dalam waktu dekat ini misalnya kami akan bertemu Bupati Bangka Pak Tarmizi untuk membahas lokasi proyek percontohan penelitian," ujarnya.

Sementara Head of Mining and Sustainability BGR, Dr Gudrun Franken menambahkan, kerja sama antara UBB dengan BGR merupakan bentuk kerja sama yang telah dilakukan pihaknya di 20 negara.

"Salah satu di antaranya di Afrika Tengah yakni Negara Kongo dan Uganda di Afrika Timur. Kebanyakan penambangan mineral di sana dilakukan di bawah tanah, sehingga perlu diberikan penjelasan bagaimana tatacara penambangan yang baik dan tidak membahayakan keselamatan nyawa penambang," katanya.

Dia menyebutkan, untuk memperlancar kerja sama dengan UBB pihaknya akan menempatkan paling tidak tiga orang staf lokal. Mereka akan berkantor di Lembaga Bahasa UBB, Kampus Terpadu Balunijuk, Merawang, Kabupaten Bangka.

"Mereka bekerja untuk mendukung kelancaran administrasi dan penelitian yang akan kami rancangan bersama dengan UBB dan kepala daerah di Babel," ujarnya.

Pewarta: Try Mustika Hardi

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015