Pemerintah menyiapkan fasilitas isolasi terpusat (isoter) di setiap provinsi di Indonesia untuk merawat masyarakat yang terpapar COVID-19 bergejala ringan hingga sedang.
"Kami sudah menyiapkan isolasi terpusat di setiap provinsi bagi mereka yang terpapar tetapi bergejala ringan hingga sedang," kata Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Suharyanto kepada wartawan di Jakarta, Jumat.
Sedangkan bagi masyarakat yang tidak bergejala, kata Suharyanto, pemerintah menyarankan agar isolasi mandiri (isoman) dengan didukung obat-obatan dari pemerintah.
Ia mengatakan secara klinis tingkat kematian akibat COVID-19 varian Omicron tidak separah Delta. Tetapi Omicron tetap berpotensi menimbulkan kematian bagi mereka yang memiliki penyakit penyerta, belum divaksin, dan lansia.
"Kelompok rentan inilah yang terbanyak mengalami fatalitas ketika terpapar Omicron," ujarnya.
Suharyanto mengatakan saat ini mayoritas masyarakat sudah divaksin, 90 persen dosis 1 dan 66 persen dosis 2. Sedangkan lansia, 74 persen dosis 1 dan 51 persen dosis 2.
"Ini mengurangi potensi pemburukan jika terpapar. Untuk itu, kami mengimbau agar masyarakat yang belum vaksin agar segera melengkapi dosis vaksin, termasuk dosis ketiga," katanya.
Suharyanto mengatakan sejumlah upaya tersebut membuat peran rumah sakit (RS) dapat lebih dioptimalkan untuk masyarakat yang terpapar COVID-19 bergejala berat hingga kritis serta mereka yang memiliki komorbid atau memerlukan penanganan khusus.
"Inilah yang menghasilkan kontrol terhadap penggunaan tempat tidur rumah sakit rujukan COVID-19 menjadi terkendali hingga saat ini," katanya.
Dikatakan Suharyanto telemedisin membantu mereka yang melakukan isolasi mandiri. Artinya, orang terpapar tetapi relatif tidak bergejala atau hanya bergejala ringan. "Untuk yang bergejala ringan hingga sedang kami sarankan bisa ke isoter agar perawatannya tetap terjaga," katanya.
Suharyanto mengatakan pemerintah belajar banyak dalam menangani pandemi COVID-19 dalam waktu dua tahun terakhir, terutama saat puncak varian Delta.
Kesiapan dan fasilitas kesehatan semakin baik. Jika ada potensi kenaikan tingkat keterisian rumah sakit atau fasilitas isoter, pemerintah sudah siap untuk antisipasinya.
"Secara singkat, kita jauh-jauh lebih siap dan lebih baik dalam menangani pandemi saat ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022
"Kami sudah menyiapkan isolasi terpusat di setiap provinsi bagi mereka yang terpapar tetapi bergejala ringan hingga sedang," kata Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Suharyanto kepada wartawan di Jakarta, Jumat.
Sedangkan bagi masyarakat yang tidak bergejala, kata Suharyanto, pemerintah menyarankan agar isolasi mandiri (isoman) dengan didukung obat-obatan dari pemerintah.
Ia mengatakan secara klinis tingkat kematian akibat COVID-19 varian Omicron tidak separah Delta. Tetapi Omicron tetap berpotensi menimbulkan kematian bagi mereka yang memiliki penyakit penyerta, belum divaksin, dan lansia.
"Kelompok rentan inilah yang terbanyak mengalami fatalitas ketika terpapar Omicron," ujarnya.
Suharyanto mengatakan saat ini mayoritas masyarakat sudah divaksin, 90 persen dosis 1 dan 66 persen dosis 2. Sedangkan lansia, 74 persen dosis 1 dan 51 persen dosis 2.
"Ini mengurangi potensi pemburukan jika terpapar. Untuk itu, kami mengimbau agar masyarakat yang belum vaksin agar segera melengkapi dosis vaksin, termasuk dosis ketiga," katanya.
Suharyanto mengatakan sejumlah upaya tersebut membuat peran rumah sakit (RS) dapat lebih dioptimalkan untuk masyarakat yang terpapar COVID-19 bergejala berat hingga kritis serta mereka yang memiliki komorbid atau memerlukan penanganan khusus.
"Inilah yang menghasilkan kontrol terhadap penggunaan tempat tidur rumah sakit rujukan COVID-19 menjadi terkendali hingga saat ini," katanya.
Dikatakan Suharyanto telemedisin membantu mereka yang melakukan isolasi mandiri. Artinya, orang terpapar tetapi relatif tidak bergejala atau hanya bergejala ringan. "Untuk yang bergejala ringan hingga sedang kami sarankan bisa ke isoter agar perawatannya tetap terjaga," katanya.
Suharyanto mengatakan pemerintah belajar banyak dalam menangani pandemi COVID-19 dalam waktu dua tahun terakhir, terutama saat puncak varian Delta.
Kesiapan dan fasilitas kesehatan semakin baik. Jika ada potensi kenaikan tingkat keterisian rumah sakit atau fasilitas isoter, pemerintah sudah siap untuk antisipasinya.
"Secara singkat, kita jauh-jauh lebih siap dan lebih baik dalam menangani pandemi saat ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022