"Di tengah berbagai rintangan yang masih menghambat perempuan, nyatanya perempuan adalah kekuatan. Narasi ini adalah narasi yang penting untuk terus kita gaungkan bersama agar perempuan terus dikembangkan potensinya. Bersama-sama, marilah kita buka seluas-luasnya akses dan partisipasi perempuan dalam ruang-ruang publik," ujar Menteri PPPA melalui siaran pers di Jakarta, Kamis.
Satu dari sekian penghalang terbesar bagi perempuan untuk berpartisipasi dalam berbagai sektor pembangunan adalah kesenjangan gender yang disebabkan budaya patriarki di masyarakat.
Menurut Menteri Bintang, partisipasi aktif dan penuh perempuan dalam pembangunan akan membawa berbagai hal baik bagi masyarakat, seperti meningkatnya inklusivitas dan kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan.
"Hal ini hanya dapat tercapai jika perempuan turut serta, bahu-membahu, mendobrak bias-bias yang ada, menyuarakan perubahan, berkontribusi dalam pengambilan keputusan dan berani bertindak untuk kebaikan bersama. Perempuan yang berani mendobrak berbagai hambatan yang melingkupi mereka juga telah menciptakan berbagai perubahan positif," katanya lagi.
Sejak meratifikasi Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan atau Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women (CEDAW) Tahun 1984 hingga kini, Pemerintah Indonesia terus berkomitmen untuk mendorong pencapaian keadilan dan kesetaraan gender di Indonesia.
"Di tengah pandemi COVID-19 dan perhelatan G20 Presidensi Indonesia 2022 yang mengangkat tema Recover Together, Recover Stronger, Pemerintah Indonesia ingin memastikan bahwa perempuan menjadi bagian integral dalam proses pemulihan pascapandemi. Bukan hanya sebagai penerima manfaat semata, namun sebagai salah satu aktor kuncinya," kata Menteri Bintang pula.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022