Survei Tempo Data Science (TDS) menemukan persaingan yang sengit antara dua raksasa di dunia digital apps Indonesia, Grab dan Gojek dalam merebut segmen pasar milenial dan gen Z.
Penanggung jawab riset dari TDS Ai Mulyani melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu menjelaskan survei dilaksanakan pada Oktober-Desember 2021 dengan melibatkan 844 responden di delapan kota besar Indonesia, yakni Jabodetabek, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Makassar dan Denpasar.
Yang diukur adalah tingkat awareness, preferensi penggunaan, dan evaluasi terhadap layanan digital di kalangan generasi Z dan milenial terhadap empat lini layanan digital, yakni transportasi online (ride-hailing), pesan-antar makanan (food delivery), pembayaran digital (digital payment), dan belanja kebutuhan harian (grocery shopping).
Sedangkan responden adalah para pengguna minimal dua layanan digital dalam 6 bulan terakhir, memiliki komposisi 40 persen gen Z (17-24 tahun), 20 persen milenial yunior (25-30 tahun) dan 40 persen milenial senior (31-40 tahun).
Hasilnya, menurut Ai Mulyani, terjadi persaingan yang ketat antara Grab dan Gojek memimpin, meninggalkan aplikasi lain pada semua kategori.
Aplikasi super telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan Milenial dan Gen Z. Karena itu mereka sangat sensitif dalam menentukan pilihan mereka, ujarnya.
Menurut Ai, dari hasil survei yang dilakukan menunjukkan pertarungan dua decacorn Grab dan Gojek sangatlah ketat dalam memperebutkan pasar yang sama. Hal ini disebabkan baik pengguna (buyer, user) maupun penyedia jasa (seller, provider) sebenarnya adalah komunitas digital yang sama.
Namun demikian, lanjutnya, dari sejumlah indikator menunjukkan bahwa di mata gen Z dan milenial, Grab unggul tipis dibanding layanan Gojek.
"Karena keduanya menyasar pasar yang persis sama, selisih yang ketat tersebut mengindikasikan persaingan yang dinamis di antara keduanya," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022
Penanggung jawab riset dari TDS Ai Mulyani melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu menjelaskan survei dilaksanakan pada Oktober-Desember 2021 dengan melibatkan 844 responden di delapan kota besar Indonesia, yakni Jabodetabek, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Makassar dan Denpasar.
Yang diukur adalah tingkat awareness, preferensi penggunaan, dan evaluasi terhadap layanan digital di kalangan generasi Z dan milenial terhadap empat lini layanan digital, yakni transportasi online (ride-hailing), pesan-antar makanan (food delivery), pembayaran digital (digital payment), dan belanja kebutuhan harian (grocery shopping).
Sedangkan responden adalah para pengguna minimal dua layanan digital dalam 6 bulan terakhir, memiliki komposisi 40 persen gen Z (17-24 tahun), 20 persen milenial yunior (25-30 tahun) dan 40 persen milenial senior (31-40 tahun).
Hasilnya, menurut Ai Mulyani, terjadi persaingan yang ketat antara Grab dan Gojek memimpin, meninggalkan aplikasi lain pada semua kategori.
Aplikasi super telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan Milenial dan Gen Z. Karena itu mereka sangat sensitif dalam menentukan pilihan mereka, ujarnya.
Menurut Ai, dari hasil survei yang dilakukan menunjukkan pertarungan dua decacorn Grab dan Gojek sangatlah ketat dalam memperebutkan pasar yang sama. Hal ini disebabkan baik pengguna (buyer, user) maupun penyedia jasa (seller, provider) sebenarnya adalah komunitas digital yang sama.
Namun demikian, lanjutnya, dari sejumlah indikator menunjukkan bahwa di mata gen Z dan milenial, Grab unggul tipis dibanding layanan Gojek.
"Karena keduanya menyasar pasar yang persis sama, selisih yang ketat tersebut mengindikasikan persaingan yang dinamis di antara keduanya," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022