Kabul (Antara Babel) - Tulang-belulang dua manusia ditemukan di Istana
Kepresidenan Afghanistan, kata juru bicara, Selasa, menyulut kembali
ingatan mengenai nasib beberapa pemimpin negara tersebut beserta
keluarga mereka.
Sepasang tengkorak dan tulang belulang lain ditemukan saat dilakukan pembangunan dapur di salah satu istana di gugus kepresidenan, oase ketenangan jauh dari kesemrawutan lalu-lintas Kabul, yang dibatasi tembok tinggi dan kebun alami.
Jatidiri mereka, termasuk jenis kelamin, atau penyebab kematiannya belum diketahui, namun komisi sudah dibentuk Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, untuk menyelidiki temuan itu.
"Presiden menugasi komisi terdiri atas pakar forensik dan perwakilan Komisi Independen HAM untuk memeriksa mayat itu dan menyiapkan pemakaman layak sesuai dengan ajaran Islam," kata pernyataan.
Penyelidikan itu bisa jadi sulit dilakukan, mengingat Afghanistan berada dalam kondisi perang nyaris permanen selama 35 tahun terakhir.
Mulai dari perjuangan melawan pendudukan Soviet pada 1980-an, perang sipil pada 1990-an, diikuti pemerintahan Taliban selama lima tahun, hingga pemberontakan militan saat ini, Afghanistan sudah terbiasa dengan pertempuran.
Nasib beberapa pemimpinnya berakhir dengan mengerikan dalam periode bergejolak ini. Ketika Taliban menguasai Kabul pada 1996, salah satu tindakan pertama mereka adalah menggantung mayat mantan presiden Najibullah di sebuah papan penunjuk arah.
Ia kemudian dikuburkan di provinsi Paktia di wilayah timur.
Upacara pengebumian tidak diizinkan untuk presiden pertama Mohammad Daud Khan, yang tewas dibunuh dalam kudeta tahun 1978 bersama 18 anggota keluarganya di istana kepresidenan.
Jasadnya ditemukan di satu kuburan massal pada 2008 bersama 15 korban pembantaian lain, dan dikuburkan kembali pada 2009.
Daud Khan sendiri merebut kekuasaan melalui kudeta pada 1973 dengan menyingkirkan sepupunya, Raja Zahir Shah, untuk memroklamasikan negara republik pertamanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015
Sepasang tengkorak dan tulang belulang lain ditemukan saat dilakukan pembangunan dapur di salah satu istana di gugus kepresidenan, oase ketenangan jauh dari kesemrawutan lalu-lintas Kabul, yang dibatasi tembok tinggi dan kebun alami.
Jatidiri mereka, termasuk jenis kelamin, atau penyebab kematiannya belum diketahui, namun komisi sudah dibentuk Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, untuk menyelidiki temuan itu.
"Presiden menugasi komisi terdiri atas pakar forensik dan perwakilan Komisi Independen HAM untuk memeriksa mayat itu dan menyiapkan pemakaman layak sesuai dengan ajaran Islam," kata pernyataan.
Penyelidikan itu bisa jadi sulit dilakukan, mengingat Afghanistan berada dalam kondisi perang nyaris permanen selama 35 tahun terakhir.
Mulai dari perjuangan melawan pendudukan Soviet pada 1980-an, perang sipil pada 1990-an, diikuti pemerintahan Taliban selama lima tahun, hingga pemberontakan militan saat ini, Afghanistan sudah terbiasa dengan pertempuran.
Nasib beberapa pemimpinnya berakhir dengan mengerikan dalam periode bergejolak ini. Ketika Taliban menguasai Kabul pada 1996, salah satu tindakan pertama mereka adalah menggantung mayat mantan presiden Najibullah di sebuah papan penunjuk arah.
Ia kemudian dikuburkan di provinsi Paktia di wilayah timur.
Upacara pengebumian tidak diizinkan untuk presiden pertama Mohammad Daud Khan, yang tewas dibunuh dalam kudeta tahun 1978 bersama 18 anggota keluarganya di istana kepresidenan.
Jasadnya ditemukan di satu kuburan massal pada 2008 bersama 15 korban pembantaian lain, dan dikuburkan kembali pada 2009.
Daud Khan sendiri merebut kekuasaan melalui kudeta pada 1973 dengan menyingkirkan sepupunya, Raja Zahir Shah, untuk memroklamasikan negara republik pertamanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015