Cibinong, Jawa Barat (Antara Babel) - Badan Informasi Geospasial (BIG) memetakan kawasan sekitar gambut dengan resapan air yang masih baik untuk mempermudah perlindungan sekaligus pencegahan kebakaran di masa depan.

"Sebagai upaya pencegahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan akan menetapkan kawasan hidrologis gambut. Kita akan petakan kawasan sekitar lahan gambut yang resapan airnya masih baik, kita cari dan lindungi," kata Deputi BIG Bidang Informasi Geospasial Tematik Nur Wadjedi disela-sela pembuatan 1.000 lubang biopori di Kantor BIG, Cibinong, Jawa Barat, Jumat.

Indonesia memiliki luasan lahan gambut mencapai sekitar 15 juta hektare (ha). Kondisi saat ini, menurut dia, sudah cukup banyak yang termanfaatkan, karena itu akan ada inventarisasi mana yang sudah dan belum dimanfaatkan.

"Yang sudah pernah terbakar yang harus diawasi untuk dicegah agar tidak terbakar lagi. Sedangkan yang belum terbakar harus dilindungi," ujar dia.

Langkah pemerintah untuk menanggulangi karhutla sekaligus mitigasi perubahan iklim, menurut dia, sebenarnya dilakukan dengan melakukan moratorium. BIG telah membuat berbagai peta tematik untuk mendukung mitigasi perubahan iklim tersebut.

Luasan area yang dipetakan sangat dinamik, mulai dari daerah yang dimoratorium, hutan alam, kawasan konservasi, hingga lahan gambut secara nasional. Dengan dilakukan pemetaan dan dimonitor yang ditargetkan dua tahun sekali, maka menurut dia, akan diketahui mana luasan kawasan moratorium tersebut yang stabil.

"Kita gerak terus memetakan daerah gambut yang dimoratorium ini. Ada verifikasi juga yang mungkin dilakukan swasta bahwa lahan yang sudah kami petakan bukan gambut, BIG akan melepas dari peta jika memang bukan gambut," ujar dia.

Kunci agar kebakaran hutan dan lahan tidak terulang, menurut dia, daerah harus melakukan tata ruang dengan benar. Jika memang lahan tersebut mudah terbakar ya ditetapkan saja sebagai kawasan konservasi, sedangkan yang sudah terbakar harus dikelola dengan baik sebagai bentuk pencegahan.

Pewarta: Virna P Setyorini

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015