Seorang akademisi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Prof.Dr Bustami Rahman berpendapat, bahwa mereka tergabung dalam Korp Alumni Mahasiswa Islam (KAHMI) pada dasarnya adalah kader bangsa.

"Mereka yang berada di KAHMI ini sebenarnya kader bangsa, karena memiliki kapasitas ilmu dan pemikiran seluas cakrawala yang bisa disumbangkan untuk negeri," katanya dalam orasi ilmiahnya pada acara pelantikan serentak pengurus KAHMI se-Pulau Bangka periode 2022-20027 di Pangkalpinang, Sabtu (16/7).

Mantan Rektor Universitas Bangka Belitung itu mengajak para KAHMI di "Negeri Serumpun Sebalai" ini tidak berleha-leha menyikapi situasi dan kondisi yang ada di depan mata.

"KAHMI harus mendorong melakukan percepatan pembangunan di berbagai bidang, baik agama, politik maupun bidang ekonomi umat," katanya.

Sesepuh KAHMI Babel itu berpendapat bahwa Bangka Belitung saat ini bukan dalam keadaan baik-baik saja, tetapi berada dalam kondisi mengkuatirkan.

"Babel ini dalam situasi dan kondisi mengkuatirkan, sejak 2004 saya berkiprah di provinsi ini belum banyak berubah dari berbagai sisi dan bidang pembangunan," ujarnya.

Terutama kerusakan alam dan kondisi lingkungan kata dia semakin parah, sementara kerusakan alam akibat penambangan bijih timah yang dieksplorasi para pemilik modal, belum berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat.

"Saya melihat dari dulu, bahkan sampai sekarang yang membuat masyarakat itu ekonominya sejahtera karena bertanam dan berkebun lada (sahang), bukan karena menambang bijih timah," ujarnya.

Mantan Ketua Umum HMI Cabang Yogyakarta tahun 1974 itu juga berpendapat, Babel ini tidak jelas mau dijadikan provinsi apa dan ingin dijadikan seperti apa.

"Itu tidak jelas, mau dijadikan apa Babel ini. Kalau mau dijadikan provinsi pertambangan tidak juga, demikian juga yang lainnya apakah kemaritiman atau daerah pertanian itu belum jelas," kata Bang Mus (sapaan akrab Bustami Rahman).

Pewarta: Ahmadi

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022