Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel mengatakan parlemen perlu ikut mendorong peningkatan kerja sama Indonesia dengan Turki mengingat negara tersebut strategis buat Indonesia dan dapat menjadi pintu masuk produk Indonesia ke Eropa.
"Masyarakat Turki masih ada yang belum paham mengenai Indonesia. Karena ini parlemen saya pikir selain G to G, perlu ikut mendorong kerja sama melalui komunikasi lewat diplomasi people to people," kata Rachmat Gobel usai acara Resepsi Diplomatik yang diselenggarakan oleh Kedubes RI di Ankara, Rabu malam waktu setempat.
Dalam acara merayakan Hari Kemerdekaan ke-77 RI yang dihadiri sejumlah diplomat negara-negara sahabat itu turut hadir Menteri Industri dan Teknologi Turki Mustafa Varank.
Menurut Rachmat Gobel, melalui komunikasi dengan diplomasi "dari hati ke hati" parlemen diharapkan mampu membantu meningkatkan kerja sama Indonesia-Turki, khususnya di bidang manufaktur seperti di sektor alat elektronik, kesehatan, dan pertahanan.
"Kita memang perlu banyak belajar dari Turki, misalnya bidang industri Pertahanan," katanya.
Melalui diplomasi oleh parlemen itu, katanya, diharapkan Pekerjaan Rumah (PR) dalam peningkatan hubungan kedua negara makin terwujud.
Kerja sama, khususnya di bidang manufaktur dengan Turki itu sangat potensial, apalagi negara itu dapat menjadi pintu masuk produk Indonesia ke Eropa.
"Turki kan bergabung dengan organisasi perdagangan dengan Eropa. Ini bisa menjadi pintu masuk produk Indonesia," kata Rachmat Gobel.
Sejak hubungan diplomatik Indonesia - Turki pada akhir 1950-an, hubungan kerja sama kedua negara terus meningkat.
Di bidang perdagangan, saat ini total nilainya mencapai 2,16 miliar dolar AS. Nilai perdagangan bilateral tersebut ditargetkan akan mencapai 10 miliar dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022
"Masyarakat Turki masih ada yang belum paham mengenai Indonesia. Karena ini parlemen saya pikir selain G to G, perlu ikut mendorong kerja sama melalui komunikasi lewat diplomasi people to people," kata Rachmat Gobel usai acara Resepsi Diplomatik yang diselenggarakan oleh Kedubes RI di Ankara, Rabu malam waktu setempat.
Dalam acara merayakan Hari Kemerdekaan ke-77 RI yang dihadiri sejumlah diplomat negara-negara sahabat itu turut hadir Menteri Industri dan Teknologi Turki Mustafa Varank.
Menurut Rachmat Gobel, melalui komunikasi dengan diplomasi "dari hati ke hati" parlemen diharapkan mampu membantu meningkatkan kerja sama Indonesia-Turki, khususnya di bidang manufaktur seperti di sektor alat elektronik, kesehatan, dan pertahanan.
"Kita memang perlu banyak belajar dari Turki, misalnya bidang industri Pertahanan," katanya.
Melalui diplomasi oleh parlemen itu, katanya, diharapkan Pekerjaan Rumah (PR) dalam peningkatan hubungan kedua negara makin terwujud.
Kerja sama, khususnya di bidang manufaktur dengan Turki itu sangat potensial, apalagi negara itu dapat menjadi pintu masuk produk Indonesia ke Eropa.
"Turki kan bergabung dengan organisasi perdagangan dengan Eropa. Ini bisa menjadi pintu masuk produk Indonesia," kata Rachmat Gobel.
Sejak hubungan diplomatik Indonesia - Turki pada akhir 1950-an, hubungan kerja sama kedua negara terus meningkat.
Di bidang perdagangan, saat ini total nilainya mencapai 2,16 miliar dolar AS. Nilai perdagangan bilateral tersebut ditargetkan akan mencapai 10 miliar dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022