Ahli kesehatan yang juga dokter Spesialis Anak Konsultan Pediatrik Intensive Care RSUD Pasar Rebo, Jakarta, Tuty Rahayu mengingatkan para orang tua untuk rutin mengecek popok yang dikenakan balita sebagai langkah deteksi dini penyakit gagal ginjal akut.
Yang sering lalai bila anak menggunakan popok bayi, sering kalau belum basah itu tidak diganti dan lupa cek sudah berapa jam anak buang air kecil, katanya dalam acara Dokterku Elshinta TV yang diikuti secara daring, di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan bahwa para orang tua kerap baru mengganti popok anak setelah seharian beraktivitas, sehingga tidak mengetahui jumlah pasti dan frekuensi buang air kecil balita. Padahal jumlah dan frekuensi buang air kecil merupakan gejala penting dari penyakit gagal ginjal.
Produksi urine itu sebenarnya kalau anak itu kan aktif ya, dia harusnya sering minum. Kalau dia sering minum harusnya setiap 6 jam sekali buang air kecil. Jadi kalau seandainya anak tersebut buang air kecil antara 6 sampai 8 jam di siang hari itu sedikit itu kita harus sudah mulai waspada jadi apalagi warna urine atau bahkan coklat, katanya.
Gangguan gagal ginjal akut progresif atipikal yang saat ini sedang terjadi peningkatan kasusnya di Tanah air, kata dia, disebabkan oleh gangguan filtrasi atau penyaringan ginjal yang berlangsung secara mendadak. Fungsi penyaringan ginjal dapat terganggu jika jumlah zat-zat beracun yang ada di tubuh melebihi kapasitas.
Jika jumlah zat-zat beracun sudah melebihi kapasitas yang bisa dikeluarkan oleh ginjal, katanya, maka akan terjadi penyumbatan yang berakibat pada produksi urine atau buang air kecil yang sedikit. Penyebabnya pun beragam, namun untuk kasus saat ini, telah mengerucut pada obat sirop yang mengandung cemaran Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG).
Tanda-tanda awal yaitu 1 jam pertama misalnya anak ini keracunan Etilen Glikol dalam kadar tertentu yang membuat dia toxic, anak akan mulai mengeluh, mulai lemas, terus mulai rewel, pusing pokoknya, tidak seperti biasanya, katanya.
Kemudian pada rentang waktu 4-12 jam setelah keracunan EG, maka anak akan mulai merasakan keluhan terhadap buang air kecil yang sedikit, nafasnya mulai cepat hingga terjadi kejang.
Kalau datang cepat, masih bisa kita tangani. Tapi kalau sudah berhari hari, itulah yang akhirnya racun itu sudah mengendap di ginjal dan sulit ditangani. Kalau selamat itu ada sisanya, demikian Tuty Rahayu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022
Yang sering lalai bila anak menggunakan popok bayi, sering kalau belum basah itu tidak diganti dan lupa cek sudah berapa jam anak buang air kecil, katanya dalam acara Dokterku Elshinta TV yang diikuti secara daring, di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan bahwa para orang tua kerap baru mengganti popok anak setelah seharian beraktivitas, sehingga tidak mengetahui jumlah pasti dan frekuensi buang air kecil balita. Padahal jumlah dan frekuensi buang air kecil merupakan gejala penting dari penyakit gagal ginjal.
Produksi urine itu sebenarnya kalau anak itu kan aktif ya, dia harusnya sering minum. Kalau dia sering minum harusnya setiap 6 jam sekali buang air kecil. Jadi kalau seandainya anak tersebut buang air kecil antara 6 sampai 8 jam di siang hari itu sedikit itu kita harus sudah mulai waspada jadi apalagi warna urine atau bahkan coklat, katanya.
Gangguan gagal ginjal akut progresif atipikal yang saat ini sedang terjadi peningkatan kasusnya di Tanah air, kata dia, disebabkan oleh gangguan filtrasi atau penyaringan ginjal yang berlangsung secara mendadak. Fungsi penyaringan ginjal dapat terganggu jika jumlah zat-zat beracun yang ada di tubuh melebihi kapasitas.
Jika jumlah zat-zat beracun sudah melebihi kapasitas yang bisa dikeluarkan oleh ginjal, katanya, maka akan terjadi penyumbatan yang berakibat pada produksi urine atau buang air kecil yang sedikit. Penyebabnya pun beragam, namun untuk kasus saat ini, telah mengerucut pada obat sirop yang mengandung cemaran Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG).
Tanda-tanda awal yaitu 1 jam pertama misalnya anak ini keracunan Etilen Glikol dalam kadar tertentu yang membuat dia toxic, anak akan mulai mengeluh, mulai lemas, terus mulai rewel, pusing pokoknya, tidak seperti biasanya, katanya.
Kemudian pada rentang waktu 4-12 jam setelah keracunan EG, maka anak akan mulai merasakan keluhan terhadap buang air kecil yang sedikit, nafasnya mulai cepat hingga terjadi kejang.
Kalau datang cepat, masih bisa kita tangani. Tapi kalau sudah berhari hari, itulah yang akhirnya racun itu sudah mengendap di ginjal dan sulit ditangani. Kalau selamat itu ada sisanya, demikian Tuty Rahayu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022