Lumajang, Jawa Timur (Antara Babel) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Marwan Jafar mengatakan terbunuhnya aktivis antitambang pasir liar Salim Kancil di Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Lumajang, adalah potret buruk perangkat desa yang tidak bisa mengoptimalkan potensi desa, namun justru merusak lingkungan dengan menambang pasir secara ilegal.

Menurut dia, persoalan penambangan pasir liar di Desa Selok Awar-awar menjadi isu nasional yang mendapat perhatian semua pihak, termasuk pemerintah pusat.

"Sebuah desa yang memiliki potensi seharusnya dikembangkan dengan baik dan potensi pasir yang berada di pesisir selatan harus dilestarikan bersama, agar tidak merusak lingkungan," katan dia usai istighatsah dan doa bersama memperingati 100 hari meninggalnya almarhum Salim Kancil, Minggu.

Marwan menyebut desa tempat tinggal almarhum Salim Kancil ini sebenarnya bisa menjadi desa wisata pesisir.

"Pada tahun 2016, anggaran untuk setiap desa dari APBN sebesar Rp800 juta dan belum lagi ditambah anggaran dari APBD kabupaten yang juga memberikan alokasi dana desa yang mencapai ratusan juta, sehingga diharapkan dengan dana sebesar itu bisa mengembangkan potensi di masing-masing desa, termasuk Desa Selok Awar-awar," kata dia.

Bupati Lumajang Asat Malik mengatakan Pemerintah Kabupaten Lumajang serius mengembangkan Desa Selok Awar-awar menjadi sebuah desa wisata pesisir.

"Kami sudah melakukan penanaman pohon mangrove dan cemara udang di pesisir Pantai Watu Pecak dengan target total pohon yang ditanam mencapai 100.000 pohon," kata dia.

Pemkab Lumajang, lanjut dia, sudah berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terkait dengan pengembangan potensi ekowisata di Desa Selok Awar-awar.

"Alhamdulillah kami mendapat dukungan dari Kementerian Lingkungan Hidup untuk mewujudkan ekowisata pesisir di Pantai Watu Pecak Desa Selok Awar-awar, sehingga tahun ini akan mulai dibangun sarana prasarana desa wisata pesisir itu," kata As'at.

Tim Advokasi warga di Desa Selok Awar-awar, Aak Abdullah Al-Kudus mengatakan Pantai Watu Pecak memiliki potensi luar biasa yang bisa dijadikan objek wisata, bukan untuk ditambang pasirnya sehingga merusak lingkungan di sana.

"Kami ingin membuktikan bahwa warga Desa Selok Awar-awar bisa sejahtera dan makmur, tanpa adanya pertambangan," ucap Aak yang juga Koordinator LSM Laskar Hijau.

Setelah istighatsah dan doa bersama dalam rangka 100 hari meninggalnya Salim Kancil, seluruh peserta istigasah menanam pohon bakau dan cemara udang di Pantai Watu Pecak.

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016