Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, dan UMKM Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mencatat jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tumbuh sebesar 27 persen pada 2022.
"Pertumbuhan itu dapat kita lihat berdasarkan angka pada 2022 tercatat sebanyak 16.540 UMKM atau tumbuh sebanyak 3.477 jika dibanding pada 2021 tercatat sebanyak 13.063 UMKM," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, dan UMKM Belitung Timur Gustaf Pilandra di Manggar, Babel, Rabu.
Pertumbuhan yitu, katanya, karena adanya semangat untuk bangkit pascapandemi serta dukungan pemerintah dan pinjaman lunak lembaga perbankan membuat sektor UMKM tumbuh.
Ia mengatakan data UMKM didapatkan dari desa dengan melakukan cek langsung ke lapangan by name by adress untuk kemudian dicocokkan dengan data di OSS.
Didampingi Kepala Bidang Koperasi dan UKM Marwati, Gustaf mengungkapkan pertumbuhan UMKM lantaran semangat masyarakat untuk bangkit pascapandemi.
Selain itu, juga didukung pemerintah dan perbankan yang memberikan kredit usaha rakyat (KUR) bagi sektor UMKM.
"Adanya keberpihakan pemerintah dengan memberikan pelatihan usaha dan bantuan bagi alat pendukung UMKM. Perbankan juga mendorong UMKM untuk tumbuh, hampir semua bank memberikan KUR untuk membantu permodalan UMKM," kata Gustaf.
Masyarakat saat ini juga sudah cerdas memanfaatkan peluang yang ada, lanjutnya.
"Seperti keripik sukun atau kerupuk ikan dulu hanya Desa Baru yang buat, sekarang Desa Burung Mandi juga sama memanfaatkan hasil laut dan juga pohon sukun," ujar Gustaf.
Namun sayangnya, kata dia, belum semua UMKM daerah itu memiliki nomor induk berusaha (NIB). Padahal, kepemilikan NIB ini penting untuk menunjang usaha sekaligus eksistensi usaha UMKM.
"Makanya, tahun ini kita akan turun untuk menyosialisasikan pembuatan NIB ke UMKM khususnya di desa di luar Kecamatan Manggar, karena NIB ini penting untuk memudahkan dalam menyalurkan bantuan dari pemerintah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023