Presiden AS Joe Biden menjanjikan tambahan bantuan militer untuk Ukraina saat melakukan kunjungan tak terjadwal ke Kiev pada Senin, hampir setahun sejak Rusia menginvasi negara tetangganya itu.

Bantuan senilai 500 juta dolar AS (sekitar Rp7,6 triliun) itu mencakup amunisi artileri, sistem anti kendaraan lapis baja, dan radar pengintaian udara.

Bantuan itu "membantu melindungi warga Ukraina dari pengeboman lewat udara", katanya.

"Derita yang harus ditanggung Ukraina luar biasa tinggi. Pengorbanan (mereka) terlalu besar," kata Biden kepada pers di Kiev, di mana dia berbicara dengan Presiden Volodymyr Zelenskyy.

Biden tidak menyebut soal jet tempur, yang diminta oleh Ukraina kepada sekutu-sekutu Barat-nya untuk membantu memukul mundur pasukan Rusia.

AS sejauh ini telah menjadi pemasok bantuan militer terbesar bagi Ukraina.

Biden juga mengatakan sanksi-sanksi tambahan akan dikenakan kepada elite Moskow dan perusahaan-perusahaan Rusia yang berusaha menghindari sanksi demi "mendukung mesin perang Rusia".

Sirene serangan udara terdengar ketika Biden (80) berjalan dengan Zelenskyy di pusat Kota Kiev, tetapi tidak ada laporan tentang serangan rudal dan pesawat Rusia.

Mengunjungi Kiev untuk pertama kalinya sejak perang Rusia-Ukraina meletus, Biden mengatakan Washington akan membantu Ukraina selama mungkin.

Dia mengatakan kunjungannya itu untuk menegaskan komitmen AS pada demokrasi, kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina.

"Kunjungan Presiden AS ke Ukraina, pertama kalinya dalam 15 tahun, adalah kunjungan terpenting dalam sejarah hubungan Ukraina-AS," kata Zelenskyy.

Kepala staf Zelenskyy mengunggah foto-foto Biden yang berkacamata hitam berjalan berdampingan dengan Zelenskyy yang mengenakan baju ala militer.

Dalam pidatonya, Biden memuji keberanian Ukraina selama perang melawan Rusia.

"Saya tahu saya akan kembali," katanya, menambahkan.

Sumber: Reuters

Pewarta: Anton Santoso

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023