Dokter spesialis penyakit dalam Edi Hidayat menyarankan penderita diabetes berolahraga setelah berbuka puasa selama bulan Ramadhan.
"Sebaiknya olahraga dilakukan setelah berbuka puasa. Hal ini untuk mencegah dehidrasi maupun penurunan gula darah secara mendadak," katanya di Nagan Raya, Aceh, Selasa, menambahkan, olahraga ringan juga dapat dilakukan pada pagi hari.
Dia menyampaikan bahwa olahraga secara teratur baik untuk kesehatan. Namun demikian, kegiatan olahraga tetap harus dilakukan sesuai dengan kondisi tubuh, utamanya bagi penderita diabetes.
Edi menyarankan pengukuran denyut jantung saat olahraga. Pengukuran denyut jantung bisa dilakukan dengan meletakkan telunjuk dan jari tengah pada pergelangan tangan sejajar dengan ibu jari.
"Kita bisa dengan mudah melakukan perhitungan denyut jantung maksimal saat olahraga," katanya.
Ia menambahkan, denyut jantung maksimal saat olahraga bisa dihitung menggunakan rumus: 220-umur x 80 persen. "Misalnya umur Anda 40 tahun, maka 220 dikurangi 40 sama dengan 180, kemudian dikalikan 80 persen, sama dengan 144," katanya.
Dengan demikian, pada orang yang berusia 40 tahun, jika semasa olahraga denyut jantung menurut hitungan sudah mencapai 144 kali per menit maka harus beristirahat.
Selain berolahraga, Edi menyarankan pengaturan konsumsi air minum guna menghindari dehidrasi selama bulan puasa. Pengaturan minum bisa dilakukan dengan pola 2-4-2, yakni dua gelas saat sahur, empat gelas saat berbuka, dan dua gelas sebelum tidur.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023
"Sebaiknya olahraga dilakukan setelah berbuka puasa. Hal ini untuk mencegah dehidrasi maupun penurunan gula darah secara mendadak," katanya di Nagan Raya, Aceh, Selasa, menambahkan, olahraga ringan juga dapat dilakukan pada pagi hari.
Dia menyampaikan bahwa olahraga secara teratur baik untuk kesehatan. Namun demikian, kegiatan olahraga tetap harus dilakukan sesuai dengan kondisi tubuh, utamanya bagi penderita diabetes.
Edi menyarankan pengukuran denyut jantung saat olahraga. Pengukuran denyut jantung bisa dilakukan dengan meletakkan telunjuk dan jari tengah pada pergelangan tangan sejajar dengan ibu jari.
"Kita bisa dengan mudah melakukan perhitungan denyut jantung maksimal saat olahraga," katanya.
Ia menambahkan, denyut jantung maksimal saat olahraga bisa dihitung menggunakan rumus: 220-umur x 80 persen. "Misalnya umur Anda 40 tahun, maka 220 dikurangi 40 sama dengan 180, kemudian dikalikan 80 persen, sama dengan 144," katanya.
Dengan demikian, pada orang yang berusia 40 tahun, jika semasa olahraga denyut jantung menurut hitungan sudah mencapai 144 kali per menit maka harus beristirahat.
Selain berolahraga, Edi menyarankan pengaturan konsumsi air minum guna menghindari dehidrasi selama bulan puasa. Pengaturan minum bisa dilakukan dengan pola 2-4-2, yakni dua gelas saat sahur, empat gelas saat berbuka, dan dua gelas sebelum tidur.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023