London (Antara Babel) - KBRI Brussel menerangkan bahwa terdapat tiga orang WNI atas nama Meilissa Aster Ilona beserta dua anaknya bernama Lucie Vansilliette dan Philippe Vansilliette yang menjadi korban luka saat terjadi ledakan di Bandara Zaventem, Brussel.

"Ketiganya saat ini dalam kondisi koma. Meilissa Aster dan puterinya dilaporkan masih dalam keadaan kritis, sedangkan puteranya dalam keadaan stabil," kata Bagian Penerangan, Sosial dan Budaya KBRI Brussel, Ance Maylany, kepada Antara di London, Rabu.

Menurut Ance Maylany, ketiganya dirawat di University Hospital Leuven, sekitar 20 menit di luar kota Brussel. Diperoleh informasi bahwa pada saat kejadian, Meilissa Aster dan keluarga sedang berada di Bandara untuk menunggu penerbangan ke Indonesia.

Sehubungan dengan itu, KBRI Brussel akan terus memantau kondisi keamanan Belgia dan data korban, terutama terkait dengan WNI.

Selasa, tanggal 22 Maret 2016, sekitar pukul 08.00 pagi waktu setempat terjadi dua ledakan di main departure hall di Bandara Zaventem, Brussel, yang menyebabkan setidaknya 14 orang tewas, lalu disusul dengan ledakan di metro stasiun Malbeek satu jam kemudian, yang menewaskan 20 orang.

Kondisi keamanan di Brussel pada 23 Maret masih belum stabil. Status siaga masih pada level empat. Menteri Dalam Negeri Belgia menyampaikan Pemerintah Belgia saat ini sedang berupaya mencari pelaku pemboman dan penyelidikan masih terus berlangsung.

Bandara Zaventem Airport saat ini masih ditutup. Hanya pesawat asing dalam kondisi tanpa penumpang yangg boleh mendarat. Sementara jalur kereta bawah tanah juga masih dikurangi, sekolah tetap dibuka.

Pemerintah Belgia mengumumkan tiga hari berkabung nasional sampai dengan Minggu. Hingga 23 Maret, pemerintah Belgia masih belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai daftar korban, khususnya terkait kewarganegaraan dan status perawatan.

Hal ini diperkirakan karena sulitnya untuk mengidentifikasi dan mendata lebih dari 200 korban luka yang tersebar di sekitar 20 rumah sakit di Brussels dan sekitarnya. Kemlu Belgia melalui circular note memberikan nomer yang dapat dihubungi oleh embassies maupun organisasi internasional untuk mengetahui identitas korban ledakan, baik yang tewas maupun luka-luka.

Meskipun demikian, melalui penelusuran lebih lanjut, KBRI juga akan terus berkoordinasi dengan komunitas WNI di Belgia dan terus mengupdate perkembangan di lapangan. Nomor telepon hotline KBRI di nomor +32478957214 dan +32478405728 juga disebarluaskan dan KBRI akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait.

Secara resmi, Pemerintah Belgia juga membuka jalur informasi via Crisis Centre (crisiscentrum.be dan centredecrise.be) dan nomor hotline +3278151771.

Pemerintah Belgia menghimbau warga agar tetap tenang dan waspada, diizinkan beraktivitas kembali, untuk tidak berkunjung ke Brussel sementara waktu, hanya menggunakan internet untuk mencari informasi dan membatasi penggunaan telepon.

Untuk pencarian korban ledakan di bandara Zaventem dapat menghubungi hotline +3227537300. Sementara hotline pencarian korban serangan di kereta bawah tanah adalah +3278151771.

KBRI Brussel akan terus memanfaatkan kedua hotline tersebut untuk mengetahui update mengenai korban WNI dan juga jalur komunitas WNI di Belgia serta berbagai media sosial yang tersedia.

Pewarta: Zeynita Gibbons

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016