Toboali (Antara Babel) - Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, akan memberikan penghargaan kepada warga peduli lingkungan guna menjaga kelestarian lingkungan di daerah itu.
"Penghargaan ini tidak harus berupa materi, akan diberikan kepada masyarakat yang peduli dan mencintai lingkungan," kata Kepala BLD Bangka Selatan, Effendi Ali di Toboali, Kamis.
Selain memberikan penghargaan, kata dia, pihaknya juga akan mendampingi warga mengelola sampah organik dan non-organik, agar pemanfaatan sampah tersebut optimal.
"Kita menginginkan sampah menjadi produk bernilai ekonomis, sehingga dapat menambah pendapatan masyarakat," ujarnya.
Ia mengatakan, pemberian penghargaan dan pendampingan ini akan dilakukan secara kontinyu, agar pengelolaan sampah ini berkesinambungan.
"Pendampingannya harus kontinyu dan tidak boleh terputus agar hasil yang ingin dicapai bisa terwujud," katanya.
Menurut dia, program BLH Selama ini yang belum menyentuh masyarakat dalam mengelola lingkungan, karena selama ini masih ada ego masing-masing satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dalam mengelola lingkungan.
Misalnya, apabila ada pohon di pinggir jalan yang ditebang karena menggangu jalan maka sampahnya kadang- kadang menjadi persoalan dan saling lempar tanggung jawab antar-pemangku kepentingan.
"Agar tidak terjadi saling lempar tanggung jawab antara pemangku kepentingan maka peran kolaborator lingkungan harus lebih berfungsi atau lebih maksimal," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016
"Penghargaan ini tidak harus berupa materi, akan diberikan kepada masyarakat yang peduli dan mencintai lingkungan," kata Kepala BLD Bangka Selatan, Effendi Ali di Toboali, Kamis.
Selain memberikan penghargaan, kata dia, pihaknya juga akan mendampingi warga mengelola sampah organik dan non-organik, agar pemanfaatan sampah tersebut optimal.
"Kita menginginkan sampah menjadi produk bernilai ekonomis, sehingga dapat menambah pendapatan masyarakat," ujarnya.
Ia mengatakan, pemberian penghargaan dan pendampingan ini akan dilakukan secara kontinyu, agar pengelolaan sampah ini berkesinambungan.
"Pendampingannya harus kontinyu dan tidak boleh terputus agar hasil yang ingin dicapai bisa terwujud," katanya.
Menurut dia, program BLH Selama ini yang belum menyentuh masyarakat dalam mengelola lingkungan, karena selama ini masih ada ego masing-masing satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dalam mengelola lingkungan.
Misalnya, apabila ada pohon di pinggir jalan yang ditebang karena menggangu jalan maka sampahnya kadang- kadang menjadi persoalan dan saling lempar tanggung jawab antar-pemangku kepentingan.
"Agar tidak terjadi saling lempar tanggung jawab antara pemangku kepentingan maka peran kolaborator lingkungan harus lebih berfungsi atau lebih maksimal," ujarnya.
Editor : Mulki
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016