Pangkalpinang (Antara Babel) - Pengembang perumahan yang ada di Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengharapkan bunga KPR turun lebih kecil dari suku bunga sekarang dengan angka BI rate sebesar 6,75 persen.

"Apabila bunga KPR tu­run, penjualan rumah akan me­ning­kat. Selain itu, masya­ra­kat yang ingin membeli ru­mah akan terbantu karena cicilan rumah ke bank cukup kecil mengingat kondisi ekonomi yang sulit seperti sekarang," kata pengelola perumahan Griya Syafaria, Richa Hakim di Pangkalpinang, Rabu.

Menurut dia, apabila bunga KPR turun, maka penjualan rumah akan me­ningkat.

"Tahun 2015, saya menar­get­kan penjualan 40 persen. Kalau bunga KPR turun, saya akan targetkan penjualan tahun ini mencapai 65 persen," sebutnya.

Ia berha­rap, turunnya bunga di bank tu­­ru­nan dapat terealisasi secepatnya se­telah BI rate turun.

"BI rate saat ini sebesar 6,75 persen. Kita harapkan suku bunga KPR turun menjadi sa­tu digit atau bahkan di bawah 6 persen agar kami bisa lebih hemat," tuturnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, turunnya bunga KPR tidak hanya berdampak pada meningkatnya pembelian rumah sebagai tempat tinggal tapi juga mening­kat­kan pembelian rumah bagi yang ingin berinvestasi.

"Inves­tasi dengan membeli rumah akan sangat mengun­tung­kan, karena harganya me­ningkat setiap tahun," tuturnya.

Ketua Asosiasi Pengembang dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi)  Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Iskandar Lolu sepakat jika bunga KPR turun karena akan meng­geliatkan bisnis properti di Babel.

"Selain itu, ke­sem­pa­tan masyarakat untuk me­miliki rumah sendiri juga semakin terbuka," katanya.

Menurut dia, turunnya BI rate harus bisa memicu penurunan suku bunga KPR untuk meng­gai­rahkan sektor properti di Tanah Air.

"Turunnya BI Rate ke le­vel 6,75 persen seharusnya dapat memicu penurunan suku bu­nga KPR," ujarnya.


Pewarta: Septi Artiana

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016