Ketua Harian DPP Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, mengatakan, isu Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, menampar seorang wakil menteri dalam suatu rapat merupakan isu untuk menutupi dukungan yang diberikan Partai Demokrat kepada Prabowo sebagai bakal calon presiden.
"Yang pertama khan harusnya yang ramai di media adalah pascabergabungnya Partai Demokrat dengan Koalisi Indonesia Maju, tapi kemudian coba ditutupi oleh isu lain," kata Dasco, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin.
Ia menyebut bahwa bukan kali pertama saja Prabowo diterpa isu yang tak sedap. "Kalau Pak Prabowo itu kan sudah sering ya diisukan ada soal beli pesawat bekas, soal kejahatan lingkungan, yang padahal sepeser pun enggak pakai APBN itu," ujarnya.
Untuk itu, Dasco mengimbau kepada kader Partai Gerindra agar tidak terprovokasi dengan isu yang mencuat tersebut dan fokus memenangkan Pemilu 2024.
"Kami merasa kan rakyat sudah pintar nih, jadi ya kami mengimbau kepada kader-kader Gerindra maupun kader-kader Koalisi Indo Maju jangan terpancing dan jangan terprovokasi. Kami tetap bekerja untuk konsentrasi menghadapi pileg dan pilpres saja," tuturnya.
Sebaliknya, lanjut dia, isu tersebut bisa langsung dikonfirmasikan ke sosok wakil menteri yang bersangkutan. "Nah, yang paling gampang ini teman-teman wartawan tanya saja ke wamen-nya langsung kan gitu, 'Apakah benar kejadiannya, apakah kemudian dia merasa dibegitukan oleh Pak Prabowo?'," katanya.
Menurut dia, isu yang dihembuskan di salah satu konten YouTube tersebut juga memuat narasi yang tak utuh soal asal sumber informasi.
"Kemudian ada berita-berita beredar juga kami cermati, yang ngomong itu kan juga main aman, ngomongnya 'Lihat di grup isu beredar ada di grup WhatsApp ya, di grup WhatsApp', kan harus dikonfirmasi sebenarnya.
Termasuk, ujarnya lagi, menggiring opini publik seakan sosok yang dimaksud adalah Prabowo.
"Memang yang ngomong di konten YouTube tidak ngomong itu Pak Prabowo, tetapi kan di berita-berita online yang tidak terdaftar di Dewan Pers itu jelas-jelas disebut Pak Prabowo. Nah, karena itu sudah menggiring opini publik ya teman-teman wartawan sebaiknya juga bisa langsung klarifikasi ke wamen yang bersangkutan," ucapnya.
Dasco mengaku juga enggan terlalu memikirkan dan menebak-nebak dari mana isu tersebut berasal. Menurut dia, isu yang berhembus tersebut tak berhasil untuk menutupi kabar baik soal tambahan dukungan dari Partai Demokrat yang merapat ke Koalisi Indonesia Maju.
"Saya pikir kita tidak fokus kepada siapanya, tetapi kan ini isunya masif. Ada di online yang dikutip, kemudian YouTube yang kemudian diviralkan. Tapi mudah-mudahan, kalau kita lihat dari analitik digital, tetap berita tentang Demokrat yang kemudian bersama Koalisi Indonesia Maju ratingnya lebih tinggi," katanya.
Lebih lanjut, dia menyebut pihaknya enggan menempuh langkah hukum untuk melaporkan isu tersebut mencemarkan nama baik Prabowo.
"Ya, gimana ya. Kami mau melaporkan media, medianya juga media abal-abal yang enggak terdaftar di Dewan Pers. Lalu kemudian ini rekan YouTuber yang di salah satu media yang kemudian menyampaikan secara berapi-api soal bagaimana kami memilih pemimpin, dia juga main aman. Ngomongnya bahwa dia dapat dari grup WA, dapat informasi, kan begitu. Itu ada disclaimer duluan, sehingga kami ini yang sebagai orang yang mengerti hukum ya senyum-senyum saja," ujar Dasco.
Dia berharap publik pada akhirnya dapat cerdas dalam menerima informasi, begitu pun kader Partai Gerindra dalam menghadapi berbagai isu yang kiranya dialamatkan kepada pihaknya di masa mendatang.
"Mudah-mudahan rakyat kita sudah pintar yang gitu-gitu, mungkin tidak terpengaruh. Kita sudah berpengalaman kok Pak Prabowo kemudian diterpa isu ini, isu itu, saya sudah ngomong sama kawan-kawan sabar, ke depan akan lebih banyak isu-isu yang akan mungkin lebih dilontarkan lagi," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023
"Yang pertama khan harusnya yang ramai di media adalah pascabergabungnya Partai Demokrat dengan Koalisi Indonesia Maju, tapi kemudian coba ditutupi oleh isu lain," kata Dasco, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin.
Ia menyebut bahwa bukan kali pertama saja Prabowo diterpa isu yang tak sedap. "Kalau Pak Prabowo itu kan sudah sering ya diisukan ada soal beli pesawat bekas, soal kejahatan lingkungan, yang padahal sepeser pun enggak pakai APBN itu," ujarnya.
Untuk itu, Dasco mengimbau kepada kader Partai Gerindra agar tidak terprovokasi dengan isu yang mencuat tersebut dan fokus memenangkan Pemilu 2024.
"Kami merasa kan rakyat sudah pintar nih, jadi ya kami mengimbau kepada kader-kader Gerindra maupun kader-kader Koalisi Indo Maju jangan terpancing dan jangan terprovokasi. Kami tetap bekerja untuk konsentrasi menghadapi pileg dan pilpres saja," tuturnya.
Sebaliknya, lanjut dia, isu tersebut bisa langsung dikonfirmasikan ke sosok wakil menteri yang bersangkutan. "Nah, yang paling gampang ini teman-teman wartawan tanya saja ke wamen-nya langsung kan gitu, 'Apakah benar kejadiannya, apakah kemudian dia merasa dibegitukan oleh Pak Prabowo?'," katanya.
Menurut dia, isu yang dihembuskan di salah satu konten YouTube tersebut juga memuat narasi yang tak utuh soal asal sumber informasi.
"Kemudian ada berita-berita beredar juga kami cermati, yang ngomong itu kan juga main aman, ngomongnya 'Lihat di grup isu beredar ada di grup WhatsApp ya, di grup WhatsApp', kan harus dikonfirmasi sebenarnya.
Termasuk, ujarnya lagi, menggiring opini publik seakan sosok yang dimaksud adalah Prabowo.
"Memang yang ngomong di konten YouTube tidak ngomong itu Pak Prabowo, tetapi kan di berita-berita online yang tidak terdaftar di Dewan Pers itu jelas-jelas disebut Pak Prabowo. Nah, karena itu sudah menggiring opini publik ya teman-teman wartawan sebaiknya juga bisa langsung klarifikasi ke wamen yang bersangkutan," ucapnya.
Dasco mengaku juga enggan terlalu memikirkan dan menebak-nebak dari mana isu tersebut berasal. Menurut dia, isu yang berhembus tersebut tak berhasil untuk menutupi kabar baik soal tambahan dukungan dari Partai Demokrat yang merapat ke Koalisi Indonesia Maju.
"Saya pikir kita tidak fokus kepada siapanya, tetapi kan ini isunya masif. Ada di online yang dikutip, kemudian YouTube yang kemudian diviralkan. Tapi mudah-mudahan, kalau kita lihat dari analitik digital, tetap berita tentang Demokrat yang kemudian bersama Koalisi Indonesia Maju ratingnya lebih tinggi," katanya.
Lebih lanjut, dia menyebut pihaknya enggan menempuh langkah hukum untuk melaporkan isu tersebut mencemarkan nama baik Prabowo.
"Ya, gimana ya. Kami mau melaporkan media, medianya juga media abal-abal yang enggak terdaftar di Dewan Pers. Lalu kemudian ini rekan YouTuber yang di salah satu media yang kemudian menyampaikan secara berapi-api soal bagaimana kami memilih pemimpin, dia juga main aman. Ngomongnya bahwa dia dapat dari grup WA, dapat informasi, kan begitu. Itu ada disclaimer duluan, sehingga kami ini yang sebagai orang yang mengerti hukum ya senyum-senyum saja," ujar Dasco.
Dia berharap publik pada akhirnya dapat cerdas dalam menerima informasi, begitu pun kader Partai Gerindra dalam menghadapi berbagai isu yang kiranya dialamatkan kepada pihaknya di masa mendatang.
"Mudah-mudahan rakyat kita sudah pintar yang gitu-gitu, mungkin tidak terpengaruh. Kita sudah berpengalaman kok Pak Prabowo kemudian diterpa isu ini, isu itu, saya sudah ngomong sama kawan-kawan sabar, ke depan akan lebih banyak isu-isu yang akan mungkin lebih dilontarkan lagi," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023