Havana (Antara Babel) - Presiden Venezuela Nicolas Maduro pada menuding
Amerika Serikat (AS) menekan negara-negara di kawasan itu untuk
mengisolasi negaranya yang babak belur akibat krisis ekonomi dan
pergolakan politik dalam negeri.
Dalam sebuah konferensi tingkat tinggi (KTT) regional negara-negara Karibia di Havana, Sabtu (4/6), Maduro mengimbau para presiden di kawasan itu "untuk tidak tunduk pada tekanan besar dari Washington" terhadap negaranya.
"Venezuela tidak akan menyerah, kami akan berjuang," katanya di KTT tersebut.
Maduro juga menuduh Organisasi Negara Amerika (Organization of American States/OAS) bersekongkol untuk mengisolasi dirinya.
Badan legislatif Venezuela yang dikuasai oposisi meminta OAS untuk memeriksa apakah pemerintah Maduro melanggar standar.
Maduro kemudian menyerukan aksi protes terhadap OAS atas apa yang disebutnya sebagai campur tangan dalam krisis politik Venezuela.
Berdasarkan Piagam OAS, Dewan Tetap bisa menangguhkan keanggotaan Venezuela dengan dua pertiga suara, dengan alasan mempertahankan demokrasi.
Sementara itu, negara Amerika Selatan kaya minyak tersebut sedang bergelut dengan krisis ekonomi besar-besaran dan oposisi berupaya melengserkan Maduro lewat referendum.
Krisis diperburuk dengan kelangkaan pasokan listrik yang berujung pada pemadaman bergilir, penutupan sekolah dan pengurangan hari kerja bagi pegawai di sektor publik.
Venezuela, yang memiliki cadangan minyak terbesar di dunia, tergelincir ke dalam bencana ekonomi seiring anjloknya harga minyak mentah, demikian dikutip dari laporan AFP.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016
Dalam sebuah konferensi tingkat tinggi (KTT) regional negara-negara Karibia di Havana, Sabtu (4/6), Maduro mengimbau para presiden di kawasan itu "untuk tidak tunduk pada tekanan besar dari Washington" terhadap negaranya.
"Venezuela tidak akan menyerah, kami akan berjuang," katanya di KTT tersebut.
Maduro juga menuduh Organisasi Negara Amerika (Organization of American States/OAS) bersekongkol untuk mengisolasi dirinya.
Badan legislatif Venezuela yang dikuasai oposisi meminta OAS untuk memeriksa apakah pemerintah Maduro melanggar standar.
Maduro kemudian menyerukan aksi protes terhadap OAS atas apa yang disebutnya sebagai campur tangan dalam krisis politik Venezuela.
Berdasarkan Piagam OAS, Dewan Tetap bisa menangguhkan keanggotaan Venezuela dengan dua pertiga suara, dengan alasan mempertahankan demokrasi.
Sementara itu, negara Amerika Selatan kaya minyak tersebut sedang bergelut dengan krisis ekonomi besar-besaran dan oposisi berupaya melengserkan Maduro lewat referendum.
Krisis diperburuk dengan kelangkaan pasokan listrik yang berujung pada pemadaman bergilir, penutupan sekolah dan pengurangan hari kerja bagi pegawai di sektor publik.
Venezuela, yang memiliki cadangan minyak terbesar di dunia, tergelincir ke dalam bencana ekonomi seiring anjloknya harga minyak mentah, demikian dikutip dari laporan AFP.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016