Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, memfasilitasi pelaksanaan pesta adat Ranggiasam sebagai salah satu bentuk keseriusan dalam pelestarian kebudayaan lokal.
"Pesta adat ini akan terus kami lestarikan sebagai salah satu bentuk dukungan pemerintah dalam pelestarian adat istiadat lokal yang memiliki nilai-nilai budi pekerti luhur, peninggalan para pendahulu kampung," kata Bupati Bangka Barat Sukirman di Mentok, Rabu.
Menurut dia, pesta adat yang digelar setiap tahun oleh warga Desa Ranggiasam, Kecamatan Jebus memiliki nilai-nilai kearifan lokal yang layak untuk dilestarikan dan diwariskan kepada generasi penerus.
Dalam rangkaian kegiatan itu, selain warga menggelar upacara dan doa bersama sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta, di dalamnya juga terdapat kegiatan yang bersifat keagamaan.
Pada pelaksanaan pesta adat kali ini ada sebanyak 15 anak-anak yang telah memasuki umur akil baligh berpartisipasi dalam acara khitanan massal yang dilakukan dengan tata cara tradisional.
Para peserta khitan massal pada awalnya diwajibkan untuk menjalani beberapa prosesi adat, seperti berendam di dalam air campuran jeruk limau, mandi bersama di tempat pemandian sebagai bentuk pembersihan diri.
Setelah proses panjang yang menghabiskan waktu sekitar tiga hari tersebut, peserta baru dikhitan dengan menggunakan metode sunat tradisional.
"Tata cara tradisional ini sampai sekarang masih dijaga dan terus dilakukan, setelah prosesi itu selesai, para peserta didampingi seluruh anggota keluarga mengikuti pawai keliling kampung sebagai bentuk kegembiraan dan syukur," katanya.
Di masjid desa, dalam rangkaian kegiatan pesta adat ini juga diselenggarakan pembacaan ayat suci Al Quran. Pesta adat Ranggiasam ini sudah berjalan puluhan tahun.
"Kami akan terus berupaya melestarikan kegiatan ini untuk memperkaya khasanah adat dan budaya daerah, kegiatan ini juga bisa dimanfaatkan sebagai salah satu daya tarik wisata," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023
"Pesta adat ini akan terus kami lestarikan sebagai salah satu bentuk dukungan pemerintah dalam pelestarian adat istiadat lokal yang memiliki nilai-nilai budi pekerti luhur, peninggalan para pendahulu kampung," kata Bupati Bangka Barat Sukirman di Mentok, Rabu.
Menurut dia, pesta adat yang digelar setiap tahun oleh warga Desa Ranggiasam, Kecamatan Jebus memiliki nilai-nilai kearifan lokal yang layak untuk dilestarikan dan diwariskan kepada generasi penerus.
Dalam rangkaian kegiatan itu, selain warga menggelar upacara dan doa bersama sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta, di dalamnya juga terdapat kegiatan yang bersifat keagamaan.
Pada pelaksanaan pesta adat kali ini ada sebanyak 15 anak-anak yang telah memasuki umur akil baligh berpartisipasi dalam acara khitanan massal yang dilakukan dengan tata cara tradisional.
Para peserta khitan massal pada awalnya diwajibkan untuk menjalani beberapa prosesi adat, seperti berendam di dalam air campuran jeruk limau, mandi bersama di tempat pemandian sebagai bentuk pembersihan diri.
Setelah proses panjang yang menghabiskan waktu sekitar tiga hari tersebut, peserta baru dikhitan dengan menggunakan metode sunat tradisional.
"Tata cara tradisional ini sampai sekarang masih dijaga dan terus dilakukan, setelah prosesi itu selesai, para peserta didampingi seluruh anggota keluarga mengikuti pawai keliling kampung sebagai bentuk kegembiraan dan syukur," katanya.
Di masjid desa, dalam rangkaian kegiatan pesta adat ini juga diselenggarakan pembacaan ayat suci Al Quran. Pesta adat Ranggiasam ini sudah berjalan puluhan tahun.
"Kami akan terus berupaya melestarikan kegiatan ini untuk memperkaya khasanah adat dan budaya daerah, kegiatan ini juga bisa dimanfaatkan sebagai salah satu daya tarik wisata," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023