Singapura (Antara Babel) - Mesin pesawat Singapore Airlines (SIA) terbakar saat melakukan pendaratan darurat di Bandara Changi, Senin, setelah berputar arah dari penerbangannya ke Milan menyusul pesan peringatan adanya masalah pada mesin menurut maskapai tersebut.

Tidak ada penumpang yang cedera dalam pesawat Boeing 777-300ER tersebut.

SIA dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa Pesawat SQ368 sedang dalam penerbangan dari Singapura menuju Milan ketika pesan peringatan masalah mesin memaksa pesawat untuk kembali ke negara kota itu.

"Mesin kanan pesawat terbakar setelah pesawat mendarat di Changi Airport sekitar pukul 06.50," kata pernyataan maskapai yang dikutip kantor berita AFP.

"Kebakaran berhasil dipadamkan oleh layanan darurat bandara dan tidak ada yang cedera di antara 222 penumpang dan 19 kru di dalam pesawat."

"Penumpang turun melalui tangga dan diangkut ke gedung terminal dengan bus."

Maskapai tersebut mengatakan bahwa para penumpang akan dipindah ke pesawat lain yang akan berangkat ke Milan pada sore hari dan mereka akan "bekerja sama sepenuhnya dengan pihak berwenang dalam penyelidikan."

Bau Samar

Lee Bee Yee (43), penumpang pesawat dengan nomor penerbangan SQ368 yang berangkat dari Terminal 3 Bandara Changi menuju Milan pukul 02.05 itu, mengaku mendeteksi bau samar seperti bau bensin dua atau tiga jam sebelum penerbangan.

Setelah sekitar tiga jam penerbangan, sekitar pukul 06.45, pesawat Boeing 777-300ER itu kembali lagi ke Singapura setelah pilot menerima pesan peringatan mengenai mesin bahan bakar. Tak lama setelah mendarat, sayap kanan pesawat itu terbakar.

"Kami diberitahu pilot bahwa ada kebocoran, dan bahwa pesawat harus kembali ke Bandara Changi karena tidak memiliki cukup bahan bakar untuk perjalanan," kata Lee, yang menjalankan sebuah perusahaan e-commerce, seperti dikutip Strait Times.

"Kebakaran itu cukup dahsyat dan kami menunggu sekitar dua sampai tiga menit sebelum pemadam kebakaran tiba," ungkapnya.

"Butuh waktu kurang dari 10 menit untuk memadamkan api," kata Ms Lee.


Penerjemah: Monalisa

Pewarta:

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016