Gunung Semeru yang berstatus Siaga di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur, kembali erupsi dengan letusan setinggi 600 meter di atas puncak pada Minggu.
"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Minggu, 4 Februari 2024, pukul 11.49 WIB, dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 600 meter di atas puncak," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru, Ghufron Alwi, dalam laporan tertulisnya di Kabupaten Lumajang.
Menurutnya, erupsi gunung dengan ketinggian 4.276 mdpl (meter di atas permukaan laut) itu juga menyemburkan abu vulkanik yang teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur laut dan timur.
"Erupsi Gunung Semeru terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 126 detik," tuturnya.
Aktivitas Gunung Semeru pada periode pengamatan Minggu pukul 06.00-12.00 WIB tercatat 23 kali gempa letusan dengan amplitudo 10-22 mm, satu kali gempa guguran dengan amplitudo 6 mm, serta dua kali gempa embusan dengan amplitudo 8 mm.
Selanjutnya juga terjadi tiga kali harmonik dengan amplitudo 3-16 mm dan satu kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 12 mm. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 50-100 meter di atas puncak kawah.
"Teramati empat kali asap letusan dengan tinggi 200-600 meter berwarna asap putih kelabu, condong ke arah timur laut-timur. Gunung dominan tertutup kabut," katanya.
Aktivitas Gunung Semeru pada saat ini pada Level III (Siaga) dan potensi awan panas masih sangat tinggi terjadi. Karena itu masyarakat diimbau selalu meningkatkan kewaspadaan dan tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara, di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari pusat erupsi.
Di luar jarak tersebut, lanjutnya, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.
Kemudian mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Minggu, 4 Februari 2024, pukul 11.49 WIB, dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 600 meter di atas puncak," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru, Ghufron Alwi, dalam laporan tertulisnya di Kabupaten Lumajang.
Menurutnya, erupsi gunung dengan ketinggian 4.276 mdpl (meter di atas permukaan laut) itu juga menyemburkan abu vulkanik yang teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur laut dan timur.
"Erupsi Gunung Semeru terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 126 detik," tuturnya.
Aktivitas Gunung Semeru pada periode pengamatan Minggu pukul 06.00-12.00 WIB tercatat 23 kali gempa letusan dengan amplitudo 10-22 mm, satu kali gempa guguran dengan amplitudo 6 mm, serta dua kali gempa embusan dengan amplitudo 8 mm.
Selanjutnya juga terjadi tiga kali harmonik dengan amplitudo 3-16 mm dan satu kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 12 mm. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 50-100 meter di atas puncak kawah.
"Teramati empat kali asap letusan dengan tinggi 200-600 meter berwarna asap putih kelabu, condong ke arah timur laut-timur. Gunung dominan tertutup kabut," katanya.
Aktivitas Gunung Semeru pada saat ini pada Level III (Siaga) dan potensi awan panas masih sangat tinggi terjadi. Karena itu masyarakat diimbau selalu meningkatkan kewaspadaan dan tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara, di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari pusat erupsi.
Di luar jarak tersebut, lanjutnya, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.
Kemudian mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024