Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menyiapkan sebanyak 1.000 dosis vaksin untuk mencegah lumpy skin disease (LSD) atau penyakit lato-lato yang menyerang hewan ternak jenis sapi.
"Saat ini kita sudah menerima 200 vaksin dari Pemprov Babel dan kami juga mengajukan sebanyak 800 dosis lagi yang akan tiba dalam waktu dekat," kata Kabid Peternakan Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DPPP) Nurudin di Toboali, Minggu.
Ia menjelaskan, vaksin tersebut akan didistribusikan secara bertahap kepada para petugas hewan yang ada di lapangan untuk segera dilakukan penyuntikan vaksin terhadap sapi ternak.
Nurudin menjelaskan penyakit LSD ini disebabkan oleh virus cacar yang menyerang pada ternak sapi dan kerbau, dengan ciri-ciri adanya benjolan pada kulit sapi atau seluruh tubuh ternak yang terinfeksi virus tersebut.
"Selain terdapat benjolan di seluruh tubuh, hewan ternak yang terjangkit LSD juga mengalami leleran kental pada hidung dan mata, demam di atas 40 derajat celsius, nafsu makan menurun dan pembengkakan pada limfoglandula," jelasnya.
Kendati begitu, pemerintah daerah saat ini tengah gencar melakukan sosialisasi penyakit LSD kepada para peternak untuk mencegah penularan penyakit lato-lato pada hewan ternak.
"Kami berharap peternak rutin menjaga kebersihan kadang dan kesehatan ternaknya. Kemudian pisahkan hewan ternak sehat dari hewan yang mengalami luka kulit, leleran hidung, leleran mata, dan air liur hewan yang terpapar LSD," pintanya.
Ia berharap, dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat dan baik dapat meminimalkan penyebaran virus ke hewan ternak lainnya.
"Penyakit LSD pada sapi ini bisa disembuhkan, tidak berbahaya bagi manusia tetapi sangat mengurangi nilai ekonomis bagi para peternak sapi," ujarnya.
DPPP Bangka Selatan mengimbau para peternak untuk menjaga kebersihan kendang hewan ternak dan membersihkan genangan air pada kandang.
"Penyakit LSD ini dibawa oleh lalat atau nyamuk dan biasanya mengalami masa inkubasi selama 5 hingga 14 hari, sebelum munculnya benjolan pada kulit sapi," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
"Saat ini kita sudah menerima 200 vaksin dari Pemprov Babel dan kami juga mengajukan sebanyak 800 dosis lagi yang akan tiba dalam waktu dekat," kata Kabid Peternakan Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DPPP) Nurudin di Toboali, Minggu.
Ia menjelaskan, vaksin tersebut akan didistribusikan secara bertahap kepada para petugas hewan yang ada di lapangan untuk segera dilakukan penyuntikan vaksin terhadap sapi ternak.
Nurudin menjelaskan penyakit LSD ini disebabkan oleh virus cacar yang menyerang pada ternak sapi dan kerbau, dengan ciri-ciri adanya benjolan pada kulit sapi atau seluruh tubuh ternak yang terinfeksi virus tersebut.
"Selain terdapat benjolan di seluruh tubuh, hewan ternak yang terjangkit LSD juga mengalami leleran kental pada hidung dan mata, demam di atas 40 derajat celsius, nafsu makan menurun dan pembengkakan pada limfoglandula," jelasnya.
Kendati begitu, pemerintah daerah saat ini tengah gencar melakukan sosialisasi penyakit LSD kepada para peternak untuk mencegah penularan penyakit lato-lato pada hewan ternak.
"Kami berharap peternak rutin menjaga kebersihan kadang dan kesehatan ternaknya. Kemudian pisahkan hewan ternak sehat dari hewan yang mengalami luka kulit, leleran hidung, leleran mata, dan air liur hewan yang terpapar LSD," pintanya.
Ia berharap, dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat dan baik dapat meminimalkan penyebaran virus ke hewan ternak lainnya.
"Penyakit LSD pada sapi ini bisa disembuhkan, tidak berbahaya bagi manusia tetapi sangat mengurangi nilai ekonomis bagi para peternak sapi," ujarnya.
DPPP Bangka Selatan mengimbau para peternak untuk menjaga kebersihan kendang hewan ternak dan membersihkan genangan air pada kandang.
"Penyakit LSD ini dibawa oleh lalat atau nyamuk dan biasanya mengalami masa inkubasi selama 5 hingga 14 hari, sebelum munculnya benjolan pada kulit sapi," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024