Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menekankan TNI Angkatan Udara harus mampu beradaptasi terhadap perkembangan situasi nasional, regional, maupun global.
"Kita ketahui bersama bahwa kondisi geopolitik di Timur Tengah saat ini telah memanas setelah Iran meluncurkan serangan drone dan rudal ke Israel yang kemudian direspons oleh Israel dengan meluncurkan rudal sebagai serangan balasan terhadap Iran," kata Agus Subiyanto saat menjadi inspektur upacara HUT TNI AU ke-78 di Akademi Angkatan Udara (AAU), Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin.
Sedangkan pada tataran regional, lanjut Agus, Laut China Selatan hingga saat ini masih memiliki konflik yang belum dapat diselesaikan hingga tuntas.
"Kepentingan setiap negara atas wilayah Laut China Selatan memberikan dampak terhadap keseimbangan politik di kawasan Asia Tenggara dan Asia Pasifik," kata dia.
Kondisi global dan regional tersebut, menurut dia, secara langsung maupun tidak bakal memberikan dampak bagi Indonesia.
Karena itu, Agus mengingatkan sebagai pengawal dirgantara nasional TNI AU hendaknya dapat bersikap adaptif terhadap segala perkembangan lingkungan strategis termasuk teknologi yang menyertai demi keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa.
Menghadapi perkembangan lingkungan strategis yang sangat dinamis, TNI AU secara bertahap telah meningkatkan kemampuan alutsista dengan mengakuisisi sejumlah alutsista modern.
Agus menyebutkan sejumlah alutsista itu antara lain pesawat tempur rafale, Pesawat C-130J-30 Super Hercules, helikopter H225M caracal, pesawat terbang tanpa awak (PTTA) Anka, Radar GM 403 serta Rudal Nasaam.
TNI AU, lanjut Agus, juga telah melakukan peningkatan kemampuan alutsista melalui program Falcon Star eMLU pesawat F-16 dan modernisasi pesawat C-130 H Hercules.
"Saya berharap peningkatan kemampuan alutsista tersebut menjadikan TNI Angkatan Udara tidak hanya lebih unggul melainkan juga lebih disegani di kawasan," tutur Agus.
Lebih dari itu, Panglima TNI menekankan modernisasi alutsista yang sudah berjalan dapat menjadi titik tolak TNI AU untuk mematangkan konsep postur dan Rencana Strategis Nasional (Renstra) 2025-2044 sebagai bekal pertahanan Matra Udara menuju Indonesia emas 2045.
"Kemudian dalam lingkup nasional saya juga berharap TNI Angkatan Udara sebagai bagian dari jati diri TNI sebagai tentara rakyat dapat mengedepankan faktor humanis untuk membantu kesulitan masyarakat melalui berbagai program dan kegiatan kemanusiaan," ujar dia.
Agus pun mengapresiasi seluruh prajurit TNI atas profesionalitas, dedikasi, dan militansinya dalam setiap pelaksanaan tugas, khususnya keberhasilan dalam misi bantuan kemanusiaan ke Palestina baru-baru ini.
"Partisipasi TNI dalam misi bantuan kemanusiaan ke Palestina dengan tajuk 'Solidarty Path Operation' bersama dengan delapan negara lainnya merupakan salah satu wujud pembuktian kemampuan TNI dalam interoperabilitas dengan militer negara lain sekaligus keberhasilan kemampuan diplomasi kemanusiaan bangsa Indonesia khususnya TNI di percaturan internasional," kata Agus Subiyanto.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
"Kita ketahui bersama bahwa kondisi geopolitik di Timur Tengah saat ini telah memanas setelah Iran meluncurkan serangan drone dan rudal ke Israel yang kemudian direspons oleh Israel dengan meluncurkan rudal sebagai serangan balasan terhadap Iran," kata Agus Subiyanto saat menjadi inspektur upacara HUT TNI AU ke-78 di Akademi Angkatan Udara (AAU), Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin.
Sedangkan pada tataran regional, lanjut Agus, Laut China Selatan hingga saat ini masih memiliki konflik yang belum dapat diselesaikan hingga tuntas.
"Kepentingan setiap negara atas wilayah Laut China Selatan memberikan dampak terhadap keseimbangan politik di kawasan Asia Tenggara dan Asia Pasifik," kata dia.
Kondisi global dan regional tersebut, menurut dia, secara langsung maupun tidak bakal memberikan dampak bagi Indonesia.
Karena itu, Agus mengingatkan sebagai pengawal dirgantara nasional TNI AU hendaknya dapat bersikap adaptif terhadap segala perkembangan lingkungan strategis termasuk teknologi yang menyertai demi keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa.
Menghadapi perkembangan lingkungan strategis yang sangat dinamis, TNI AU secara bertahap telah meningkatkan kemampuan alutsista dengan mengakuisisi sejumlah alutsista modern.
Agus menyebutkan sejumlah alutsista itu antara lain pesawat tempur rafale, Pesawat C-130J-30 Super Hercules, helikopter H225M caracal, pesawat terbang tanpa awak (PTTA) Anka, Radar GM 403 serta Rudal Nasaam.
TNI AU, lanjut Agus, juga telah melakukan peningkatan kemampuan alutsista melalui program Falcon Star eMLU pesawat F-16 dan modernisasi pesawat C-130 H Hercules.
"Saya berharap peningkatan kemampuan alutsista tersebut menjadikan TNI Angkatan Udara tidak hanya lebih unggul melainkan juga lebih disegani di kawasan," tutur Agus.
Lebih dari itu, Panglima TNI menekankan modernisasi alutsista yang sudah berjalan dapat menjadi titik tolak TNI AU untuk mematangkan konsep postur dan Rencana Strategis Nasional (Renstra) 2025-2044 sebagai bekal pertahanan Matra Udara menuju Indonesia emas 2045.
"Kemudian dalam lingkup nasional saya juga berharap TNI Angkatan Udara sebagai bagian dari jati diri TNI sebagai tentara rakyat dapat mengedepankan faktor humanis untuk membantu kesulitan masyarakat melalui berbagai program dan kegiatan kemanusiaan," ujar dia.
Agus pun mengapresiasi seluruh prajurit TNI atas profesionalitas, dedikasi, dan militansinya dalam setiap pelaksanaan tugas, khususnya keberhasilan dalam misi bantuan kemanusiaan ke Palestina baru-baru ini.
"Partisipasi TNI dalam misi bantuan kemanusiaan ke Palestina dengan tajuk 'Solidarty Path Operation' bersama dengan delapan negara lainnya merupakan salah satu wujud pembuktian kemampuan TNI dalam interoperabilitas dengan militer negara lain sekaligus keberhasilan kemampuan diplomasi kemanusiaan bangsa Indonesia khususnya TNI di percaturan internasional," kata Agus Subiyanto.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024