Paris (Antara Babel) - Polisi mengosongkan menara Eiffel dari wisatawan pada Jumat malam, sebelum kemudian mengatakan bahwa ada ancaman palsu.

Prancis berada dalam siaga tinggi setelah serangkaian serangan pegaris keras, dengan yang paling baru adalah pembunuhan seorang pendeta pada pekan lalu di Normandia.

Sebelumnya, dua orang di kereta api cepat di Prancis selatan diperiksa polisi bersenjata setelah petugas kereta menyampaikan keprihatinan atas perilaku mencurigakan, namun keduanya tidak ditahan.

Kondektur kereta itu sebelumnya mengumumkan bahwa polisi menangkap beberapa orang di kereta tersebut, yang melakukan perjalanan dari Nice ke Paris.

Penumpang itu menolak menjawab pertanyaan petugas kereta atau menunjukkan karcis mereka. Mereka bertukar kursi dan berbicara di antara mereka dengan isyarat tangan, kata petugas di bagian lain kereta tersebut kepada Reuters
   
Kereta itu tertunda hampir satu jam karena polisi bersenjata mencari gerbong tersebut, sementara penumpang ketakutan menonton, salah satu dari mereka menangis.

Kantor berita IS Amaq melansir video menayangkan satu dari dua remaja pembunuh pendeta itu menyerukan serangan lagi di Prancis dan negara sekutu lain, yang melancarkan perlawanan terhadap kelompok keras tersebut.

Dalam tayangan video 2,5 menit itu, Abdul Malik Nabil Petitjean (19) mendesak sesama pendukung IS menyerang negara sekutu tersebut sebagai tindakan balasan atas yang dia sebut "ribuan serangan udara di tanah kami".

Pewarta:

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016