Jakarta (Antara Babel) - Wakil Sekretaris Jenderal PKB, Daniel Johan mengatakan, pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo dalam Sidang Bersama DPR-DPD, memunculkan optimisme dalam menyampaikan tantangan besar yang akan dihadapi Indonesia.

"Presiden menyampaikan kondisi saat ini, tetap optimistis dalam rangka menyampaikan tantangan besar yang akan dihadapi Indonesia," katanya di Gedung DPR, Jakarta, Selasa.

Dia menilai apa yang disampaikan Presiden dalam pidatonya menjadi masukan penting dan disampaikan bahwa hal itu bukan menjadi pesimisme.

Daniel mengatakan pidato resmi kenegaraan yang disampaikan Presiden tujuannya adalah untuk memberikan semangat optimisme.

"Momen menyambut 17 Agustus adalah semangat yang baik-baik dan menjadi tugas media untuk menggali hal apa yang kurang," ujarnya.

Dia berharap Presiden semakin mendengarkan masukan masyarakat bahwa banyak tantangan yang menjadi kekurangan yang harus kita hadapi.

Tantangan itu menurut dia, harus disikapi optimisme bahwa begitu banyak hal yang harus dikerjakan dengan serius lagi.

"Banyak tantangan yang menjadi kekurangan harus kita sambut dan disikapi optimistis, bahwa begitu banyak yang harus dikerjakan dengan serius," katanya.

Sebelumnya pidato Presiden RI Joko Widodo dalam rangka HUT ke-71 Proklamasi Kemerdekaan RI di depan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI di Jakarta, Selasa (16/8) menyampaikan bahwa sampai sekarang ekonomi global masih mengalami perlambatan.

Hal itu menurut Presiden berakibat pertumbuhan ekonomi nasional perekonomian Indonesia pada triwulan pertama tahun 2016 tumbuh 4,91 persen. Bahkan dalam triwulan kedua tahun ini, pertumbuhan ekonomi nasional naik menjadi 5,18 persen.

Pertumbuhan itu menurut Presiden jauh lebih besar di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia dan negara-negara berkembang dan pertumbuhan ekonomi Indonesia merupakan salah satu pertumbuhan yang tertinggi di Asia.

Sementara itu tantangan politik dan keamanan global, Presiden menilai saat ini semakin berat dan semakin beragam.

Dia mencontohkan, fenomena pergolakan politik di Timur Tengah berdampak pada ketidakstabilan kawasan dan memicu perluasan aksi terorisme di dunia termasuk di Ibu Kota Indonesia.

Presiden mencontohan peristiwa bom di Jalan MH Thamrin pada 14 Januari 2016, teroris mencoba menimbulkan kepanikan masyarakat. Namun mereka gagal. Bangsa Indonesia tidak bisa diteror, modal persatuan kita sebagai sebuah Bangsa sangat kuat.

Pewarta: Imam Budilaksono

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016