Austria harus menyiapkan formula khusus ketika mereka menghadapi Prancis dalam pertandingan Grup D Euro 2024 di Dusseldorf Arena pada Selasa dini hari pukul 02.00 WIB nanti.

Bagaimana tidak, Prancis adalah satu dari enam tim yang tak terkalahkan selama kualifikasi Euro 2024. Les Bleus memenangkan tujuh dari delapan pertandingan Grup Grup B kualifikasi Euro 2024.

Bukan cuma tak terkalahkan, Prancis juga sangat mengerikan karena kesuburan dan ketangguhan mereka.

Prancis adalah tim paling produktif kedua setelah Portugal selama kualifikasi Euro 2024. Jika Portugal menciptakan 36 gol, maka Prancis mencetak 29 gol.

Prancis juga menjadi tim kedua setelah Portugal yang kebobolan paling sedikit selama kualifikasi Euro 2024. Portugal kemasukan dua gol, sedangkan Prancis kebobolan tiga gol.

Gambaran ini menyiratkan betapa tajamnya tim serang Prancis, sekaligus betapa tangguh lini belakang tim asuhan Didier Deschamps itu.

Padahal selama babak kualifikasi itu, tiga dari lima tim yang dihadapi Prancis adalah Belanda, Yunani, dan Irlandia yang bukan tim kaleng-kaleng.

Riwayat mengerikan Prancis selama kualifikasi itu bisa membuat Austria khawatir. Mereka dipaksa menyiapkan strategi untuk meredam sektor serang Prancis, tapi saat bersamaan harus berpikir keras memikirkan bagaimana menembus pertahanan Prancis.

Namun begitu, Austria sebenarnya bukan lawan sembarangan. Mereka hanya kalah satu kali dari delapan laga kualifikasi Euro 2024. Satu-satunya tim yang mengalahkan Austria dalam babak kualifikasi adalah Belgia.

Setelah seri 1-1 dalam pertemuan pertama dengan Belgia yang juga satu-satunya hasil seri yang dicatat Austria, tim besutan Ralf Rangnick itu akhirnya menyerah 2-3 kepada Belgia di Wina pada 13 Oktober 2023.

Butuh militansi

Ini adalah pertemuan ketiga Austria dengan Prancis dalam sebuah turnamen besar sepak bola. Dalam dua pertemuan sebelumnya, mereka saling mengalahkan. Austria menang 3-2 dalam Piala Dunia 1934, sedangkan Prancis menang 1-0 dalam Piala Dunia 1982.

Dalam sepuluh pertemuan terakhir mereka dalam semua kompetisi, Austria hanya menang sekali, yakni pada September 2008 Ketika Prancis menang 3-1 dalam kualifikasi Piala Dunia.

Namun dalam pertemuan terkini kedua tim pada 2022, mereka seri 1-1 dalam Nations League sebelum Prancis menang 2-0 dalam pertemuan kedua.

Ini menunjukkan betapa sulitnya Austria mengalahkan Prancis, yang memiliki riwayat cemerlang dalam berbagai turnamen besar sepak bola.

Tim asuhan Didier Deschamps itu sendiri selalu mencapai final dalam tiga dari empat turnamen utama sepak bola terakhir yang diikutinya.

Setelah gagal dalam final Euro 2016, Prancis sukses menjuarai Piala Dunia 2018, tapi kemudian kalah dalam final Piala Dunia 2022.

Dalam ajang Piala Eropa, total Prancis sudah sebelas kali mengikuti putaran final turnamen kontinental ini.

Edisi 2024 di Jerman adalah Euro kesembilan berturut-turut yang diikuti Prancis. Hanya Jerman yang melampaui Prancis dalam soal tampil berturut-turut paling lama dalam Piala Eropa. Tuan rumah Jerman sudah 14 kali berturut-turut mengikuti Piala Eropa.

Sebaliknya, Austria tengah menapaki perjalanan keempatnya dalam Piala Eropa. Mereka pertama kali lolos pada 2008 saat menjadi tuan rumah edisi itu.

Austria pernah mencapai babak 16 besar pada Euro 2020 yang merupakan pencapaian terbaiknya dalam Piala Eropa.

Butuh militansi bagi barisan serang Austria agar bisa menjebol Les Blues. Sayang, Austria tak begitu produktif dalam tiga Euro yang mereka ikuti sebelumnya.

Kemenangan 3-1 atas Makedonia Utara dalam Euro 2020 adalah pertama kalinya mereka mencetak lebih dari satu gol.

Antara Sabitzer dan Mbappe

Setidaknya ada dua pemain yang bakal menjadi perhatian utama dalam laga Austria melawan Prancis ini, yakni Marcel Sabitzer, dan Kylian Mbappe.

Sabitzer terlibat dalam enam gol yang dibuat Austria selama periode kualifikasi Euro 2024. Gelandang Borussia Dortmund ini juga menciptakan peluang gol paling banyak dibandingkan dengan pemain-pemain Austria lain, yakni empat peluang.

Sedangkan dari kubu Prancis, Mbappe tetap bakal menjadi pusat perhatian, kendati belum berhasil mencetak gol dalam turnamen Euro 2024, tapi membuat 12 goal dalam Piala Dunia.

Mbappe tetap pemain Prancis yang paling berbahaya.

Selalu menjadi dilema ketika sebuah tim harus memperlakukan Mbappe. Mengawalnya secara khusus akan berarti membiarkan pemain-pemain lain seperti Antoine Griezmann bergerak bebas, sebaliknya mengacuhkan Mbappe sama dengan memberi angin kepada sang predator gol.

Sabitzer dan Mbappe sudah pasti menjadi pertimbangan khusus Ralf Rangnick dan Didier Deschamps.

Deschamps kemungkinan besar menaruh Mbappe sebagai ujung tombak serangan di depan, trio gelandang serang yang terdiri dari Marcus Thuram, Griezmann dan Ousmane Dembele.

Mereka akan bergerak dalam formasi bermain 4-2-3-1 dengan duet gelandang tengah, Adrien Rabiot dan N'Golo Kante, menjadi dua jenderal lapangan tengah yang mengatur ritme permainan Les Bleus.

Di barisan pertahanan, duet Dayot Upamecano dan Ibrahima Konate, akan aktif mengawal kipper Mike Maignan dari sentuhan penyerang-penyerang Austria. Mereka akan diapit oleh Theo Hernandez dan Jule Kounde di kedua sayap pertahanan Prancis.

Menghadapi lawan yang memasang formasi stabil tapi kuat di semua lini, Austria akan dipaksa bermain lebih agresif, salah satunya dengan memasang 4-3-3.

Triumvirat lapangan tengah berisikan Sabitzer, Nicolas Seiwald dan Konrad Laimer akan menjadi nafas permainan Austria yang akan berusaha keras menandingi superioritas para gelandang Prancis.

Sedangkan Christoph Baumgartner, Michael Gregoritsch dan Patrick Wimmer akan bertugas merepotkan barisan pertahanan Prancis sehingga kehilangan inisiatif dalam membangun serangan.

Saat bersamaan, Austria memasang formasi standard empat bek untuk meredam daya ledak tim serang Prancis. Mereka sadar betul akan bahaya besar kuartet serang Prancis pimpinan Mbappe.

Ini akan menjadi tanggung jawab utama Gernot Trauner dan Philipp Lienhart sebagai dua palang pintu yang melindungi kipper Patrick Pentz, sedangkan Philipp Mwene dan Stefan Posch bertugas menjaga kedua sayap pertahanan Austria.

Namun demikian, dengan riwayat turnamen yang lebih kaya dan komposisi pemain yang lebih mengerikan, Prancis kemungkinan besar menjadi tim yang membawa tiga poin dari laga ini.

Pewarta: Jafar M Sidik

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024