Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), berupaya melakukan pendekatan dan pemberdayaan para tokoh masyarakat dan pemuka agama untuk ikut berperan aktif mencegah penyebaran HIV/Aids.
"Daerah ini termasuk cukup banyak ditemukan kasus HIV/Aids. Untuk itu kami mengajak seluruh elemen masyarakat berperan aktif, khususnya para orang tua, untuk bersama-sama mengawasi pergaulan anak-anaknya," kata Kepala Dinkes Kabupaten Bangka Barat Sapi'i Rangkuti di Mentok, Rabu.
Peran aktif para pemuka agama dan tokoh masyarakat penting dilakukan, kata dia, agar semakin banyak warga yang sadar pentingnya menjaga sikap, perilaku, dan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan penguatan pemahaman dan implementasi nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari, ia meyakini mampu menjadi benteng tangguh terhadap perilaku menyimpang maupun pergaulan bebas.
"Saya berharap para pemuka agama sesekali menyampaikan khotbah di masjid menyampaikan bahaya HIV/Aids, disertai data yang sudah kita kumpulkan dari lapangan, karena ini jarang disampaikan," katanya.
Selain itu orang tua juga memiliki peran penting untuk pencegahan penularan HIV/Aids dengan cara melakukan pengawasan ketat terhadap pergaulan dan perilaku sehari-hari anak-anaknya.
"Kalau bisa tidak keluar rumah di malam hari atau melakukan pergaulan bebas dan perilaku menyimpang, karena memang orang yang mengidap HIV/Aids tidak boleh dipublikasikan, sehingga masyarakat tidak tahu secara pasti orang per orang pengidap penyakit tersebut," katanya.
Begitu pula para tenaga pendidik di sekolah juga diminta memberikan edukasi kepada para siswa terkait pengetahuan dan cara pencegahan penyebaran HIV/Aids.
Dengan semakin banyak elemen yang berperan dalam penyebaran informasi bahaya HIV/Aids, kata dia, diharapkan mampu mencegah agar jumlah penderita tidak bertambah.
"Jadi dari tiga penyakit berbahaya, yang paling sulit dicari jalan keluarnya itu HIV/Aids, karena informasi pengidap selalu tertutup, baik itu perilaku penyebab, kelompok umur maupun yang tertular. Untuk itu diharapkan warga meningkatkan kewaspadaan dan membentengi diri masing-masing," katanya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten bangka Barat, sampai saat ini jumlah kasus HIV/Aids tercatat di wilayah kerja Puskesmas Mentok sebanyak 18 orang, Simpangteritip satu, Kelapa enam, Jebus tujuh, Puput 10, Sekarbiru 13, Tempilang enam dan data dari RSUD Sejiran Setason 25 orang.
"Dari data yang kita rangkum untuk tahun 2024 ditemukan empat kasus baru," ujarnya.
Dari empat kasus baru ini ditemukan ditangani RSUD Sejiran Setason, mereka berasal dari Kecamatan Jebus satu orang dan Kecamatan Mentok tiga orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
"Daerah ini termasuk cukup banyak ditemukan kasus HIV/Aids. Untuk itu kami mengajak seluruh elemen masyarakat berperan aktif, khususnya para orang tua, untuk bersama-sama mengawasi pergaulan anak-anaknya," kata Kepala Dinkes Kabupaten Bangka Barat Sapi'i Rangkuti di Mentok, Rabu.
Peran aktif para pemuka agama dan tokoh masyarakat penting dilakukan, kata dia, agar semakin banyak warga yang sadar pentingnya menjaga sikap, perilaku, dan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan penguatan pemahaman dan implementasi nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari, ia meyakini mampu menjadi benteng tangguh terhadap perilaku menyimpang maupun pergaulan bebas.
"Saya berharap para pemuka agama sesekali menyampaikan khotbah di masjid menyampaikan bahaya HIV/Aids, disertai data yang sudah kita kumpulkan dari lapangan, karena ini jarang disampaikan," katanya.
Selain itu orang tua juga memiliki peran penting untuk pencegahan penularan HIV/Aids dengan cara melakukan pengawasan ketat terhadap pergaulan dan perilaku sehari-hari anak-anaknya.
"Kalau bisa tidak keluar rumah di malam hari atau melakukan pergaulan bebas dan perilaku menyimpang, karena memang orang yang mengidap HIV/Aids tidak boleh dipublikasikan, sehingga masyarakat tidak tahu secara pasti orang per orang pengidap penyakit tersebut," katanya.
Begitu pula para tenaga pendidik di sekolah juga diminta memberikan edukasi kepada para siswa terkait pengetahuan dan cara pencegahan penyebaran HIV/Aids.
Dengan semakin banyak elemen yang berperan dalam penyebaran informasi bahaya HIV/Aids, kata dia, diharapkan mampu mencegah agar jumlah penderita tidak bertambah.
"Jadi dari tiga penyakit berbahaya, yang paling sulit dicari jalan keluarnya itu HIV/Aids, karena informasi pengidap selalu tertutup, baik itu perilaku penyebab, kelompok umur maupun yang tertular. Untuk itu diharapkan warga meningkatkan kewaspadaan dan membentengi diri masing-masing," katanya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten bangka Barat, sampai saat ini jumlah kasus HIV/Aids tercatat di wilayah kerja Puskesmas Mentok sebanyak 18 orang, Simpangteritip satu, Kelapa enam, Jebus tujuh, Puput 10, Sekarbiru 13, Tempilang enam dan data dari RSUD Sejiran Setason 25 orang.
"Dari data yang kita rangkum untuk tahun 2024 ditemukan empat kasus baru," ujarnya.
Dari empat kasus baru ini ditemukan ditangani RSUD Sejiran Setason, mereka berasal dari Kecamatan Jebus satu orang dan Kecamatan Mentok tiga orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024