Nipah merupakan salah satu virus zoonosis yang biasa ditemukan pada kelelawar buah dan menular ke manusia dan hewan lain seperti babi melalui kontak dekat atau cairan tubuh dari makhluk yang terinfeksi.
Dilaporkan oleh Medical Daily, Selasa (23/7), virus ini juga dapat ditularkan langsung dari orang ke orang melalui kontak dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi.
Baru-baru ini, pejabat kesehatan dari Kerala, India Selatan telah mengeluarkan peringatan akan adanya wabah virus Nipah, usai seorang anak laki-laki berusia 14 tahun meninggal karena infeksi yang sangat fatal dari virus itu.
Ia menunjukkan gejala dari virus Nipah sekitar 10 hari dan meninggal secara tragis akibat serangan jantung ketika menjalani perawatan di rumah sakit. Diketahui infeksinya menyebabkan komplikasi yang parah, termasuk infeksi saluran pernafasan akut dan ensefalitis yang fatal.
Menanggapi wabah ini, para pejabat kesehatan setempat telah mengidentifikasi 60 orang yang melakukan kontak dekat dengan anak laki-laki tersebut sebagai kelompok berisiko tinggi untuk berpotensi tertular.
Sebelumnya pada tahun 2018, 17 orang meninggal di negara bagian tersebut. Kejadian virus itu telah mendorong para pejabat untuk menerapkan langkah-langkah pengendalian yang ketat karena infeksinya yang memiliki tingkat kematian sekitar 40 hingga 75 persen dan berpotensi memicu pandemi baru.
Akhirnya karena tidak ada vaksin atau obat yang tersedia, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikasikan Nipah sebagai patogen prioritas karena potensinya yang tinggi untuk menyebabkan epidemi.
Tanda terkena infeksi:
Tanda-tanda infeksi virus Nipah bisa muncul dalam waktu tiga hari hingga dua minggu setelah terpapar.
Gejala awalnya berupa demam, sakit kepala, batuk, sakit tenggorokan, muntah, dan kesulitan bernapas.
Ketika penyakit ini berkembang, pasien mungkin mengalami disorientasi, mengantuk, kebingungan, kejang, dan koma. Pada individu yang sembuh dari infeksi, terdapat laporan kejang dan perubahan kepribadian.
Cara pencegahan:
Jika virus Nipah terdeteksi pada hewan, WHO menyarankan untuk segera melakukan karantina di tempat yang terkena dampak untuk mencegah penularan ke manusia. Memusnahkan hewan yang terinfeksi dan memastikan bangkainya dikubur atau dibakar dengan protokol yang ketat sangatlah penting.
Selain itu, membatasi atau melarang pergerakan hewan dari peternakan yang terinfeksi memainkan peran penting dalam membendung penyakit dan menghentikan penyebarannya.
Untuk mencegah penularan virus dari manusia ke manusia, penting untuk menghindari kontak fisik yang dekat dan tidak terlindungi dengan orang yang terinfeksi.
Mencuci tangan secara teratur setelah merawat atau mengunjungi orang sakit juga penting dalam mencegah penyebaran penyakit.
Penyedia layanan kesehatan disarankan untuk mengenakan pakaian pelindung, sarung tangan, pelindung mata, dan respirator N95 saat menangani pasien yang diduga menderita penyakit ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
Dilaporkan oleh Medical Daily, Selasa (23/7), virus ini juga dapat ditularkan langsung dari orang ke orang melalui kontak dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi.
Baru-baru ini, pejabat kesehatan dari Kerala, India Selatan telah mengeluarkan peringatan akan adanya wabah virus Nipah, usai seorang anak laki-laki berusia 14 tahun meninggal karena infeksi yang sangat fatal dari virus itu.
Ia menunjukkan gejala dari virus Nipah sekitar 10 hari dan meninggal secara tragis akibat serangan jantung ketika menjalani perawatan di rumah sakit. Diketahui infeksinya menyebabkan komplikasi yang parah, termasuk infeksi saluran pernafasan akut dan ensefalitis yang fatal.
Menanggapi wabah ini, para pejabat kesehatan setempat telah mengidentifikasi 60 orang yang melakukan kontak dekat dengan anak laki-laki tersebut sebagai kelompok berisiko tinggi untuk berpotensi tertular.
Sebelumnya pada tahun 2018, 17 orang meninggal di negara bagian tersebut. Kejadian virus itu telah mendorong para pejabat untuk menerapkan langkah-langkah pengendalian yang ketat karena infeksinya yang memiliki tingkat kematian sekitar 40 hingga 75 persen dan berpotensi memicu pandemi baru.
Akhirnya karena tidak ada vaksin atau obat yang tersedia, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikasikan Nipah sebagai patogen prioritas karena potensinya yang tinggi untuk menyebabkan epidemi.
Tanda terkena infeksi:
Tanda-tanda infeksi virus Nipah bisa muncul dalam waktu tiga hari hingga dua minggu setelah terpapar.
Gejala awalnya berupa demam, sakit kepala, batuk, sakit tenggorokan, muntah, dan kesulitan bernapas.
Ketika penyakit ini berkembang, pasien mungkin mengalami disorientasi, mengantuk, kebingungan, kejang, dan koma. Pada individu yang sembuh dari infeksi, terdapat laporan kejang dan perubahan kepribadian.
Cara pencegahan:
Jika virus Nipah terdeteksi pada hewan, WHO menyarankan untuk segera melakukan karantina di tempat yang terkena dampak untuk mencegah penularan ke manusia. Memusnahkan hewan yang terinfeksi dan memastikan bangkainya dikubur atau dibakar dengan protokol yang ketat sangatlah penting.
Selain itu, membatasi atau melarang pergerakan hewan dari peternakan yang terinfeksi memainkan peran penting dalam membendung penyakit dan menghentikan penyebarannya.
Untuk mencegah penularan virus dari manusia ke manusia, penting untuk menghindari kontak fisik yang dekat dan tidak terlindungi dengan orang yang terinfeksi.
Mencuci tangan secara teratur setelah merawat atau mengunjungi orang sakit juga penting dalam mencegah penyebaran penyakit.
Penyedia layanan kesehatan disarankan untuk mengenakan pakaian pelindung, sarung tangan, pelindung mata, dan respirator N95 saat menangani pasien yang diduga menderita penyakit ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024