Wasit tinju asal Indonesia Muhammad Arisa Putra Pohan atau Boy Pohan menjadi satu-satunya wasit juri dari kawasan Asia Tenggara yang memimpin laga semifinal tinju pada Olimpiade Paris 2024.
"Sekarang dari Asia Tenggara wasit juri yang tersisa tinggal saya, selebihnya dari benua lainnya. Tentu ini kebanggaan Merah-Putih dan saya juga berharap bisa memimpin di partai final," ujar Boy Pohan dalam siaran pers Komite Olimpiade Indonesia (KOI) yang diterima di Jakarta, Selasa.
Peran Boy menjadi pengadil di ring tinju pada ajang Olimpiade ini merupakan yang kedua kali, setelah debut pada Olimpiade Tokyo 2020.
Di Paris, ia sudah lima kali bertugas dengan setiap harinya menjalani tiga penugasan sejak babak penyisian hingga perempat final.
Boy Pohan mengatakan, untuk bisa memimpin jalannya pertandingan tinju kelas dunia sekelas Olimpiade membutuhkan proses yang tidak mudah. Ia harus menjalani melalui seleksi ketat yang dibuat Komite Olimpiade Internasional IOC), bersaing dengan wasit juri dari 280 negara di dunia.
Seleksi yang cukup ketat itu ia jalani di European Championship di Polandia dan kualifikasi di Afrika hingga akhirnya terpilih 44 wasit juri terbaik untuk olahraga tinju dari seluruh dunia.
Setiap memimpin pertandingan, kinerja wasit mendapat penilaian langsung dari Price Waterhouse Cooper sebagai auditor dan Paris Boxing Unit yang ditunjuk langsung oleh IOC.
Sekarang, kata dia, tersisa 15 wasit, termasuk dirinya, yang akan memimpin pertandingan semifinal dan final di Olimpiade Paris 2024. Sisanya dipulangkan karena mendapatkan penilaian di bawah standar kepemimpinan wasit.
Boy Pohan mengatakan, dalam memimpin pertandingan Olimpiade, wasit tidak boleh salah memberikan nilai. Wasit akan mendapat poin jika keputusannya benar, serta pengurangan poin jika kurang tepat dalam pengambil keputusan,.
"Dalam tiga penugasan setiap hari itu berupa kali menjadi wasit dan sekali menjadi hakim. Itu semua mendapat penilaian, jika tidak bagus makan kita akan dipulangkan," ujarnya.
Peran Boy Pohan ini mempertegas peran besar Indonesia pada cabang olahraga tinju Olimpiade Paris. Ia berharap, pada Olimpiade selanjutnya di Los Angeles, Amerika Serikat, Indonesia bisa meloloskan atlet tinju untuk ikut berlaga.
"Kalau wasit juri Insya Allah saya masih bisa berjuang lagi, tapi beda kalau juga ada atlet kita yang tampil," pungkasnya.
Pada Olimpiade Paris 2024, Indonesia mengikutsertakan sebanyak 29 atlet dari 12 cabang olahraga. Tim Indonesia berpartner dengan Aice yang juga merupakan Olympic Partner, Li-Ning, Didit Hediprasetyo Foundation, Lavani Jewelry, Kings Travel, Samsung. Serta didukung oleh On Point, Oakley, Canon Indonesia dan Lumix Indonesia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
"Sekarang dari Asia Tenggara wasit juri yang tersisa tinggal saya, selebihnya dari benua lainnya. Tentu ini kebanggaan Merah-Putih dan saya juga berharap bisa memimpin di partai final," ujar Boy Pohan dalam siaran pers Komite Olimpiade Indonesia (KOI) yang diterima di Jakarta, Selasa.
Peran Boy menjadi pengadil di ring tinju pada ajang Olimpiade ini merupakan yang kedua kali, setelah debut pada Olimpiade Tokyo 2020.
Di Paris, ia sudah lima kali bertugas dengan setiap harinya menjalani tiga penugasan sejak babak penyisian hingga perempat final.
Boy Pohan mengatakan, untuk bisa memimpin jalannya pertandingan tinju kelas dunia sekelas Olimpiade membutuhkan proses yang tidak mudah. Ia harus menjalani melalui seleksi ketat yang dibuat Komite Olimpiade Internasional IOC), bersaing dengan wasit juri dari 280 negara di dunia.
Seleksi yang cukup ketat itu ia jalani di European Championship di Polandia dan kualifikasi di Afrika hingga akhirnya terpilih 44 wasit juri terbaik untuk olahraga tinju dari seluruh dunia.
Setiap memimpin pertandingan, kinerja wasit mendapat penilaian langsung dari Price Waterhouse Cooper sebagai auditor dan Paris Boxing Unit yang ditunjuk langsung oleh IOC.
Sekarang, kata dia, tersisa 15 wasit, termasuk dirinya, yang akan memimpin pertandingan semifinal dan final di Olimpiade Paris 2024. Sisanya dipulangkan karena mendapatkan penilaian di bawah standar kepemimpinan wasit.
Boy Pohan mengatakan, dalam memimpin pertandingan Olimpiade, wasit tidak boleh salah memberikan nilai. Wasit akan mendapat poin jika keputusannya benar, serta pengurangan poin jika kurang tepat dalam pengambil keputusan,.
"Dalam tiga penugasan setiap hari itu berupa kali menjadi wasit dan sekali menjadi hakim. Itu semua mendapat penilaian, jika tidak bagus makan kita akan dipulangkan," ujarnya.
Peran Boy Pohan ini mempertegas peran besar Indonesia pada cabang olahraga tinju Olimpiade Paris. Ia berharap, pada Olimpiade selanjutnya di Los Angeles, Amerika Serikat, Indonesia bisa meloloskan atlet tinju untuk ikut berlaga.
"Kalau wasit juri Insya Allah saya masih bisa berjuang lagi, tapi beda kalau juga ada atlet kita yang tampil," pungkasnya.
Pada Olimpiade Paris 2024, Indonesia mengikutsertakan sebanyak 29 atlet dari 12 cabang olahraga. Tim Indonesia berpartner dengan Aice yang juga merupakan Olympic Partner, Li-Ning, Didit Hediprasetyo Foundation, Lavani Jewelry, Kings Travel, Samsung. Serta didukung oleh On Point, Oakley, Canon Indonesia dan Lumix Indonesia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024