Bangka Barat  (Antara Babel) - Perseroan Terbatas Timah (Persero) Tbk menebar puluhan "fish shelter" atau tempat perlindungan ikan di perairan Teluk Limau Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung, untuk merehabilitasi dan melestarikan lingkungan laut di daerah itu.

"Penambangan bijih timah laut ini harus diiringi kegiatan rehabilitasi laut," kata Kepala K3 dan Lingkungan Hidup PT Timah (Persero) Tbk, Sadina Surya saat penebaran 60 unit fish shelter di perairan Teluk Limau, Selasa.

Ia menjelaskan penebaran "fish shelter" ini merupakan salah satu upaya PT Timah untuk mengembalikan kelestarian dan biota laut, sehingga dapat bermanfaat dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir khususnya nelayan.

"Kami menepatkan puluhan 'fish shelter' di beberapa titik yang nantinya dapat menjadi tempat bermukim dan berkembangbiak ikan, terumbu karang, sehingga akan memudahkan nelayan dalam meningkatkan hasil tangkapan ikan," ujarnya.

Ia mengatakan penebaran 'fish shelter' akan terus dipantau guna mengetahui dan memastikan pertumbuhan terumbu karang serta gerombolan ikan yang datang di tempat buatan perlindungan biota laut itu.

"Pemantauan tidak hanya dilakukan di perairan Teluk Limau, tetapi juga tempat-tempat penebaran 'fish shelter' yang ditebar di seluruh perairan Pulau Bangka," ujarnya.

Menurut dia berdasarkan pemantauan 'fish shelter' tersebar perairan Bangka Utara, Bangka Timur, Bangka Selatan dan Bangka Barat berjalan sukses, karena pertumbuhan terumbu karang baik dan gerombolan ikan berkumpul di titik-titik penebaran 'fish shelter' tersebut.

"Sebagian 'fish shelter' ini sudah bermanfaat bagi nelayan untuk meningkatkan hasil tangkapan ikannya," ujarnya.

Ia berharap masyarakat khususnya nelayan mendukung dan menjaga fish shelter yang telah ditebar, agar tempat berlindung ikan buatan ini berfungsi dengan baik untuk meningkatkan pertumbuhan terumbu karang dan perkembangbiakan ikan.

"Kami terus berupaya merehabilitasi dan melestarikan kembali lingkungan laut di kawasan penambangan kapal isap, agar dampak dari penambangan ini tidak merugikan masyarakat pesisir," ujarnya.

Wakil Ketua HNSI Kabupaten Bangka Barat, Andri Sagita mendukung penuh kegiatan PT Timah merehabilitasi lingkungan laut, karena akan bermanfaat bagi nelayan tradisional dalam meningkatkan hasil tangkapan ikan dan kesejahteraan keluarganya.
   
"Kami berharap penebaran fish shelter ini tidak terlalu ke tengah laut, untuk memudahkan nelayan mencari dan menangkap ikan di lokasi penebaran tempat berlindung ikan buatan itu," ujarnya.

Kepala Desa Teluk Limau Haidir berterima kasih kepada PT Timah, karena kegiatan ini berdampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan warganya yang berjumlah 4.200 jiwa.
   
"Sekitar 80 persen warga Teluk Limau berprofesi sebagai nelayan, sehingga pelestarian laut ini sangat berterima kasih kepada PT Timah," ujarnya.
   
Ia berharap PT Timah untuk memperbanyak penebaran fish shelter, rumpon, kegiatan lingkungan pesisir lainnya seperti penanaman bakau, guna mengurangi dampak penambangan kapal isap di perairan Bangka Barat.

"Saat ini panati-pantai mengalami abrasi, karena hutan bakau rusak sebagaidampak penambangan timah," ujarnya.   

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016