Tentara Israel, Jumat, melanjutkan serangan militernya di Kota Jenin dan kamp pengungsi di bagian utara Tepi Barat untuk hari ketiga secara berturut-turut.
Menurut para saksi, serangan militer di Jenin itu telah meluas dengan pasukan Israel menyerbu kamp pengungsi, kawasan timur, dan Kota Zababdeh.
Para tentara Zionis itu mengepung rumah-rumah, melakukan penggeledahan, dan menginterogasi sejumlah besar penduduk.
Para saksi melaporkan bahwa mereka mendengar ledakan dan baku tembak secara sporadis di beberapa daerah di Jenin.
Tentara Israel mengerahkan bala bantuan militer tambahan yang menyebabkan bentrokan bersenjata dengan warga Palestina.
Saksi mata mengatakan buldoser militer juga mendampingi pasukan Israel dam terlibat dalam penghancuran infrastruktur serta kendaraan di kota dan kamp tersebut.
Di Zababdeh dekat Jenin, Ahmed Turkman, warga setempat, mengatakan kepada Anadolu bahwa pasukan Israel memasuki kota tersebut, menembaki sekelompok pemuda, dan membakar sebuah kendaraan milik warga Palestina.
“Kami menemukan bercak darah di tanah setelah tentara mundur,” kata Turkman menambahkan.
Sementara di Tulkarem, para saksi mata mengatakan kepada Anadolu bahwa tentara Israel mundur dari daerah itu pada Kamis malam setelah serangan militer yang berlangsung lebih dari 48 jam.
Mereka menambahkan bahwa tentara Israel meninggalkan kota tersebut. Operasi militer mereka itu menyebabkan empat orang tewas, beberapa orang lainnya terluka, dan kerusakan parah pada infrastruktur.
Pada Rabu, tentara Israel melancarkan serangan militer terbesar sejak 2002 di Kota Tulkarem dan Jenin, serta di kamp pengungsi Al Fara dekat Tubas yang menewaskan 16 warga Palestina, menurut data Palestina.
Tentara menarik diri dari kamp Al Fara Kamis pagi setelah operasi selama 30 jam.
Ketegangan meningkat di Tepi Barat yang diduduki di tengah serangan brutal Israel di Jalur Gaza yang menewaskan lebih dari 40.600 warga Palestina. Korban dari serangan yang berlangsung sejak 7 Oktober tahun lalu tersebut kebanyakan wanita dan anak-anak.
Menurut data Palestina, setidaknya 670 warga Palestina telah terbunuh, hampir 5.400 lainnya terluka dan lebih dari 10.300 orang ditangkap di wilayah pendudukan.
Pada 19 Juli lalu, Mahkamah Internasional menyatakan pendudukan Israel selama puluhan tahun atas tanah Palestina adalah ilegal dan menuntut pemindahan semua permukiman yang ada di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Sumber : Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
Menurut para saksi, serangan militer di Jenin itu telah meluas dengan pasukan Israel menyerbu kamp pengungsi, kawasan timur, dan Kota Zababdeh.
Para tentara Zionis itu mengepung rumah-rumah, melakukan penggeledahan, dan menginterogasi sejumlah besar penduduk.
Para saksi melaporkan bahwa mereka mendengar ledakan dan baku tembak secara sporadis di beberapa daerah di Jenin.
Tentara Israel mengerahkan bala bantuan militer tambahan yang menyebabkan bentrokan bersenjata dengan warga Palestina.
Saksi mata mengatakan buldoser militer juga mendampingi pasukan Israel dam terlibat dalam penghancuran infrastruktur serta kendaraan di kota dan kamp tersebut.
Di Zababdeh dekat Jenin, Ahmed Turkman, warga setempat, mengatakan kepada Anadolu bahwa pasukan Israel memasuki kota tersebut, menembaki sekelompok pemuda, dan membakar sebuah kendaraan milik warga Palestina.
“Kami menemukan bercak darah di tanah setelah tentara mundur,” kata Turkman menambahkan.
Sementara di Tulkarem, para saksi mata mengatakan kepada Anadolu bahwa tentara Israel mundur dari daerah itu pada Kamis malam setelah serangan militer yang berlangsung lebih dari 48 jam.
Mereka menambahkan bahwa tentara Israel meninggalkan kota tersebut. Operasi militer mereka itu menyebabkan empat orang tewas, beberapa orang lainnya terluka, dan kerusakan parah pada infrastruktur.
Pada Rabu, tentara Israel melancarkan serangan militer terbesar sejak 2002 di Kota Tulkarem dan Jenin, serta di kamp pengungsi Al Fara dekat Tubas yang menewaskan 16 warga Palestina, menurut data Palestina.
Tentara menarik diri dari kamp Al Fara Kamis pagi setelah operasi selama 30 jam.
Ketegangan meningkat di Tepi Barat yang diduduki di tengah serangan brutal Israel di Jalur Gaza yang menewaskan lebih dari 40.600 warga Palestina. Korban dari serangan yang berlangsung sejak 7 Oktober tahun lalu tersebut kebanyakan wanita dan anak-anak.
Menurut data Palestina, setidaknya 670 warga Palestina telah terbunuh, hampir 5.400 lainnya terluka dan lebih dari 10.300 orang ditangkap di wilayah pendudukan.
Pada 19 Juli lalu, Mahkamah Internasional menyatakan pendudukan Israel selama puluhan tahun atas tanah Palestina adalah ilegal dan menuntut pemindahan semua permukiman yang ada di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Sumber : Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024