Penjabat (Pj) Wali Kota Pangkalpinang, Budi Utama berencana mengembangkan beberapa kawasan menjadi objek wisata menarik dan edukasi bagi masyarakat. Hal ini diungkapkannya usai menyambangi lokasi budidaya maggot sahabat farm di Kelurahan Bukit Besar, Kecamatan Girimaya, Selasa (3/9/2024).
Kawasan tersebut diantaranya budidaya Ketem Remangok di Selindung Jerambah Gantung, KELEKAK Kampung Melayu di Tuatunu, budidaya ulat Maggot Sahabat Farm di Kelurahan Bukit Besar, dan KWT Kemuning Bukit Besar.
“Ini awalnya program CSR bersama pertamina yang sudah dijalankan kurang lebih dua tahun. Sudah saatnya diserahkan kepada pemerintah kota secara mandiri dalam arti kata kelompok-kelompok ini sudah berada di bawah pemerintah kota,” jelasnya.
Budi mengungkapkan bahwa wisatawan yang berminat ingin mengetahui dan belajar mengenai cara membudidayakan ketam remangok dan ulat maggot hingga program penanaman tumbuhan holtikultura sangat cocok dengan lokasi wisata ini.
“Saya hari ini melihat dulu sambil belajar. Nantinya kita berencana akan dibuatkan sebagai tempat wisata manfaatnya supaya kelompok-kelompok lain yang ada di Pangkalpinang ini bisa ikut di sini belajar, ” ungkapnya.
Selain itu, Budi juga mengungkapkan bahwa salah satu objek wisata seperti budidaya maggot ini juga perlu diketahui oleh masyarakat sebab dirasa cukup efektif untuk mengatasi masalah sampah khususnya sampah rumah tangga.
“Maggot ini harus diketahui oleh orang banyak. Bagaimana caranya tadi kita lihat sama-sama, cukup dengan telur cangkang telur bekas, bekas sampah bakso itu akan jadi maggot atau ulet dua minggu dia sudah panen padahal tidak perlu diapa-apakan cukup dengan susu sudah jadi sudah keluar maggotnya,” ujar Budi.
“Tidak menutup kemungkinan maggot ini kita bisa buat di setiap Kecamatan. Ya kan paling kendalanya satu lahan, maka ini akan terus kita kembangkan kalau bisa ini kita buat icon perkecamatan,” ujarnya menambahkan.
Ke depan, Budi berharap pengembangan terhadap empat kawasan tersebut dapat segera terealisasi sehingga masyarakat tidak hanya sekedar dapat berwisata tetapi juga dapat teredukasi.
“Jadi dapat semua jalan-jalan wisatanya dapet, ilmu pengetahuan terus pengalamannya juga dapet. Makanya kita buat wisata belajar yang pintar berguru dengan yang pandai,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
Kawasan tersebut diantaranya budidaya Ketem Remangok di Selindung Jerambah Gantung, KELEKAK Kampung Melayu di Tuatunu, budidaya ulat Maggot Sahabat Farm di Kelurahan Bukit Besar, dan KWT Kemuning Bukit Besar.
“Ini awalnya program CSR bersama pertamina yang sudah dijalankan kurang lebih dua tahun. Sudah saatnya diserahkan kepada pemerintah kota secara mandiri dalam arti kata kelompok-kelompok ini sudah berada di bawah pemerintah kota,” jelasnya.
Budi mengungkapkan bahwa wisatawan yang berminat ingin mengetahui dan belajar mengenai cara membudidayakan ketam remangok dan ulat maggot hingga program penanaman tumbuhan holtikultura sangat cocok dengan lokasi wisata ini.
“Saya hari ini melihat dulu sambil belajar. Nantinya kita berencana akan dibuatkan sebagai tempat wisata manfaatnya supaya kelompok-kelompok lain yang ada di Pangkalpinang ini bisa ikut di sini belajar, ” ungkapnya.
Selain itu, Budi juga mengungkapkan bahwa salah satu objek wisata seperti budidaya maggot ini juga perlu diketahui oleh masyarakat sebab dirasa cukup efektif untuk mengatasi masalah sampah khususnya sampah rumah tangga.
“Maggot ini harus diketahui oleh orang banyak. Bagaimana caranya tadi kita lihat sama-sama, cukup dengan telur cangkang telur bekas, bekas sampah bakso itu akan jadi maggot atau ulet dua minggu dia sudah panen padahal tidak perlu diapa-apakan cukup dengan susu sudah jadi sudah keluar maggotnya,” ujar Budi.
“Tidak menutup kemungkinan maggot ini kita bisa buat di setiap Kecamatan. Ya kan paling kendalanya satu lahan, maka ini akan terus kita kembangkan kalau bisa ini kita buat icon perkecamatan,” ujarnya menambahkan.
Ke depan, Budi berharap pengembangan terhadap empat kawasan tersebut dapat segera terealisasi sehingga masyarakat tidak hanya sekedar dapat berwisata tetapi juga dapat teredukasi.
“Jadi dapat semua jalan-jalan wisatanya dapet, ilmu pengetahuan terus pengalamannya juga dapet. Makanya kita buat wisata belajar yang pintar berguru dengan yang pandai,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024