Dokter spesialis gizi klinik dari Universitas Indonesia dr. Pande Putu Agus Mahendra, M.Gizi, Sp.GK selaku anggota tim Monev Medis dan Nutrisi Kementerian Pemuda dan Olahraga menekankan pentingnya penyiapan kondisi fisik sebelum ikut maraton.
Dokter Putu menyarankan orang yang hendak ikut maraton mempersiapkan kondisi fisik antara lain dengan mengonsumsi makanan bergizi sesuai kebutuhan nutrisi harian.
"Makanan yang perlu dikonsumsi adalah makanan dengan gizi seimbang sesuai dengan kebutuhan kalori harian kita, dengan prioritas di karbohidrat," kata International Doping Controller Officer dan FIFA Doping Controller itu kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.
Konsumsi makanan sumber karbohidrat, ia melanjutkan, juga mesti diimbangi dengan konsumsi makanan sumber protein hewani seperti ikan, telur, atau tempe.
Menurut dia, makanan besar disarankan dikonsumsi setidaknya enam jam sebelum berlari dan pisang atau kurma bisa dimakan satu jam sebelum lari untuk sumber energi awal.
Ia menambahkan, makanan bernutrisi yang dikonsumsi sebelum lari maraton sebaiknya yang mudah diserap oleh tubuh.
"Tidak ada satu makanan atau single food yang terbukti memberikan hasil maksimal. Jadi, yang lebih diutamakan adalah pangan multiple untuk dikonsumsi," kata dokter Putu, yang juga konsultan Departemen Anti Doping untuk Federasi Internasional Pencak Silat.
Dia mengingatkan orang yang hendak ikut maraton untuk menghindari penggunaan produk dan suplemen yang tidak jelas kandungannya serta makanan berlemak tinggi dan makanan mengandung serat tak larut yang bisa menimbulkan masalah pencernaan.
Dokter Putu menyampaikan bahwa penting pula untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh dengan mengonsumsi air mineral atau larutan elektrolit guna menjaga hidrasi tubuh selama berlari. Air bisa dikonsumsi sedikit-sedikit tapi rutin untuk mencegah dehidrasi.
Ia menyarankan orang yang hendak ikut maraton berkonsultasi dengan dokter spesialis gizi klinik olahraga untuk mendapat rekomendasi pemenuhan kebutuhan gizi yang sesuai.
"Kenapa demikian, karena saya banyak mendapatkan kasus dari para runner pasca-lari bahkan ada yang berakhir fatal," katanya.
Dia menambahkan, mereka yang hendak mengikuti maraton juga perlu mencukupkan istirahat dan memperhatikan bagian tubuh yang rawan cedera.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
Dokter Putu menyarankan orang yang hendak ikut maraton mempersiapkan kondisi fisik antara lain dengan mengonsumsi makanan bergizi sesuai kebutuhan nutrisi harian.
"Makanan yang perlu dikonsumsi adalah makanan dengan gizi seimbang sesuai dengan kebutuhan kalori harian kita, dengan prioritas di karbohidrat," kata International Doping Controller Officer dan FIFA Doping Controller itu kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.
Konsumsi makanan sumber karbohidrat, ia melanjutkan, juga mesti diimbangi dengan konsumsi makanan sumber protein hewani seperti ikan, telur, atau tempe.
Menurut dia, makanan besar disarankan dikonsumsi setidaknya enam jam sebelum berlari dan pisang atau kurma bisa dimakan satu jam sebelum lari untuk sumber energi awal.
Ia menambahkan, makanan bernutrisi yang dikonsumsi sebelum lari maraton sebaiknya yang mudah diserap oleh tubuh.
"Tidak ada satu makanan atau single food yang terbukti memberikan hasil maksimal. Jadi, yang lebih diutamakan adalah pangan multiple untuk dikonsumsi," kata dokter Putu, yang juga konsultan Departemen Anti Doping untuk Federasi Internasional Pencak Silat.
Dia mengingatkan orang yang hendak ikut maraton untuk menghindari penggunaan produk dan suplemen yang tidak jelas kandungannya serta makanan berlemak tinggi dan makanan mengandung serat tak larut yang bisa menimbulkan masalah pencernaan.
Dokter Putu menyampaikan bahwa penting pula untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh dengan mengonsumsi air mineral atau larutan elektrolit guna menjaga hidrasi tubuh selama berlari. Air bisa dikonsumsi sedikit-sedikit tapi rutin untuk mencegah dehidrasi.
Ia menyarankan orang yang hendak ikut maraton berkonsultasi dengan dokter spesialis gizi klinik olahraga untuk mendapat rekomendasi pemenuhan kebutuhan gizi yang sesuai.
"Kenapa demikian, karena saya banyak mendapatkan kasus dari para runner pasca-lari bahkan ada yang berakhir fatal," katanya.
Dia menambahkan, mereka yang hendak mengikuti maraton juga perlu mencukupkan istirahat dan memperhatikan bagian tubuh yang rawan cedera.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024