Redaktur Pelaksana Kantor Berita Nasional ANTARA Suryanto menyampaikan ANTARA mendukung keputusan media BRICS untuk melawan berita palsu dan saling mendukung untuk pengembangan serta adopsi teknologi baru di media.
Menurut keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Minggu, Suryanto juga menilai bahwa orang-orang atau organisasi yang membuat dan menyebarkan berita palsu tidak memikirkan dampaknya terhadap masyarakat global.
“Media BRICS dapat bergerak bersama untuk melawan penyebaran berita palsu untuk membangun lebih banyak keharmonisan dunia,” tambah Suryanto.
Dia juga mengatakan bahwa media BRICS dapat saling berkomunikasi untuk melawan berita palsu bersama, serta membuat informasi yang jelas, jujur dan berdasarkan fakta, konfirmasi dan memberikan kebenaran.
Sebelumnya, Direktur Utama Kantor Berita Nasional ANTARA Akhmad Munir mengatakan ANTARA mendukung penuh lanskap media yang menghargai kebenaran dan keberagaman untuk dunia yang lebih harmonis.
“Mari terus mendukung lanskap media yang menghargai kebenaran, keberagaman, dan perjalanan kolektif kota menuju dunia yang lebih harmonis,” kata Akhmad Munir saat menjadi pembicara di KTT Media BRICS 2024 di Moskow, Rusia, Sabtu (14/9).
Sementara itu, Direktur Jenderal Kantor Berita TASS Rusia, Andrey Kondrashov, mengatakan bahwa KTT Media BRICS diselenggarakan untuk meningkatkan peran media dalam proses pembentukan dunia multipolar.
Menurut Kondrashov, BRICS merupakan kekuatan nyata dengan dimensi politik, ekonomi dan kemanusiaan.
Baca juga: Dirut ANTARA: Media harus terus mendorong dunia lebih harmonis
Oleh karena itu, lanjut Kondrashov, para pemimpin negara anggota, seperti halnya para pemimpin media negara-negara tersebut, perlu mengoordinasikan tindakan mereka untuk membangun tatanan dunia yang baru dan adil.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Media BRICS yang diselenggarakan oleh Kantor Berita TASS Rusia dengan dukungan Kantor Berita Xinhua China berlangsung di Moskow, Rusia pada 13-17 September 2024.
KTT itu membahas “Peran Komunikasi Media BRICS dalam Memperkuat Stabilitas dan Kerja sama dalam Dunia Multipolar” dan “Media BRICS: Transformasi Teknologi dalam Perjalanan ke Dunia Baru.”
Acara tersebut mempertemukan para pemimpin media terkemuka dari negara-negara anggota BRICS dan negara-negara yang telah mengajukan permohonan untuk bergabung dengan BRICS.
Para peserta KTT mengakui peran media dalam mempertahankan dan memperkuat dialog internasional serta menyepakati komitmen mempromosikan liputan komprehensif di media masing-masing interaksi dalam mekanisme BRICS dan BRICS+, termasuk bidang politik, ekonomi dan kemanusiaan.
“Para peserta BRICS menegaskan kembali komitmen mereka terhadap prinsip-prinsip jurnalisme berbasis fakta dan tidak bias dan menyatakan kesiapan mereka untuk mengkoordinasikan upaya untuk melawan disinformasi,” menurut Deklarasi Akhir KTT Media BRICS 2024.
Mereka juga menekankan perlunya menghormati hak-hak jurnalis dan memastikan keselamatan, termasuk saat melaporkan konflik militer.
BRICS didirikan pada 2009 dengan anggota Brasil, Rusia, India, dan China, serta Afrika Selatan yang bergabung pada 2011, yang kemudian akronim dibentuk dari huruf pertama negara anggota tersebut.
Pada Desember 2023, beberapa negara lainnya bergabung, tetapi kelompok tersebut memutuskan untuk tetap menggunakan nama BRICS.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
Menurut keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Minggu, Suryanto juga menilai bahwa orang-orang atau organisasi yang membuat dan menyebarkan berita palsu tidak memikirkan dampaknya terhadap masyarakat global.
“Media BRICS dapat bergerak bersama untuk melawan penyebaran berita palsu untuk membangun lebih banyak keharmonisan dunia,” tambah Suryanto.
Dia juga mengatakan bahwa media BRICS dapat saling berkomunikasi untuk melawan berita palsu bersama, serta membuat informasi yang jelas, jujur dan berdasarkan fakta, konfirmasi dan memberikan kebenaran.
Sebelumnya, Direktur Utama Kantor Berita Nasional ANTARA Akhmad Munir mengatakan ANTARA mendukung penuh lanskap media yang menghargai kebenaran dan keberagaman untuk dunia yang lebih harmonis.
“Mari terus mendukung lanskap media yang menghargai kebenaran, keberagaman, dan perjalanan kolektif kota menuju dunia yang lebih harmonis,” kata Akhmad Munir saat menjadi pembicara di KTT Media BRICS 2024 di Moskow, Rusia, Sabtu (14/9).
Sementara itu, Direktur Jenderal Kantor Berita TASS Rusia, Andrey Kondrashov, mengatakan bahwa KTT Media BRICS diselenggarakan untuk meningkatkan peran media dalam proses pembentukan dunia multipolar.
Menurut Kondrashov, BRICS merupakan kekuatan nyata dengan dimensi politik, ekonomi dan kemanusiaan.
Baca juga: Dirut ANTARA: Media harus terus mendorong dunia lebih harmonis
Oleh karena itu, lanjut Kondrashov, para pemimpin negara anggota, seperti halnya para pemimpin media negara-negara tersebut, perlu mengoordinasikan tindakan mereka untuk membangun tatanan dunia yang baru dan adil.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Media BRICS yang diselenggarakan oleh Kantor Berita TASS Rusia dengan dukungan Kantor Berita Xinhua China berlangsung di Moskow, Rusia pada 13-17 September 2024.
KTT itu membahas “Peran Komunikasi Media BRICS dalam Memperkuat Stabilitas dan Kerja sama dalam Dunia Multipolar” dan “Media BRICS: Transformasi Teknologi dalam Perjalanan ke Dunia Baru.”
Acara tersebut mempertemukan para pemimpin media terkemuka dari negara-negara anggota BRICS dan negara-negara yang telah mengajukan permohonan untuk bergabung dengan BRICS.
Para peserta KTT mengakui peran media dalam mempertahankan dan memperkuat dialog internasional serta menyepakati komitmen mempromosikan liputan komprehensif di media masing-masing interaksi dalam mekanisme BRICS dan BRICS+, termasuk bidang politik, ekonomi dan kemanusiaan.
“Para peserta BRICS menegaskan kembali komitmen mereka terhadap prinsip-prinsip jurnalisme berbasis fakta dan tidak bias dan menyatakan kesiapan mereka untuk mengkoordinasikan upaya untuk melawan disinformasi,” menurut Deklarasi Akhir KTT Media BRICS 2024.
Mereka juga menekankan perlunya menghormati hak-hak jurnalis dan memastikan keselamatan, termasuk saat melaporkan konflik militer.
BRICS didirikan pada 2009 dengan anggota Brasil, Rusia, India, dan China, serta Afrika Selatan yang bergabung pada 2011, yang kemudian akronim dibentuk dari huruf pertama negara anggota tersebut.
Pada Desember 2023, beberapa negara lainnya bergabung, tetapi kelompok tersebut memutuskan untuk tetap menggunakan nama BRICS.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024