Pangkalpinang (Antara Babel) - Pemerintah Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menggelar "Nganggung" akbar dalam rangka memperingati hari jadi ke-259 Kota Pangkalpinang.

Wakil Wali Kota Pangkalpinang, M Sopian, Senin, mengatakan "Nganggung" akbar ini sebagai wujud dari semangat kebersamaan masyarakat Pangkalpinang dan merupakan satu rangkaian dari kegiatan budaya untuk merayakan hari jadi ke-259 Kota Pangkalpinang.

"Untuk membangun Kota Pangkalpinang saat ini sangat diperlukan kebersamaan atau semangat saling tolong. Banyak nilai-nilai luhur budaya yang diperoleh melalui semangat kebersamaan dan tradisi saling tolong dalam kegiatan 'Nganggung' ini," katanya.

Menurut dia, kegiatan seperti ini juga berfungsi untuk kemajuan dan kepentingan masyarakat seperti nilai tolong menolong, nilai persatuan dan nilai tanggung jawab serta nilai sosial.

"Di tengah mulai memudarnya semangat kebersamaan dan saling tolong menolong pada masyarakat perkotaan, termasuk di Kota Pangkalpinang, maka melalui momentum peringatan hari jadi ke-259 Kota Pangkalpinang, maka semangat kebersamaan atau semangat saling tolong ini perlu kita bangkitkan kembali, terutama untuk menghadapi tantangan pembangunan Kota Pangkalpinang yang semakin kompleks," katanya.

Dia mngatakan, "Nganggung" sebagai tradisi yang mengakar kuat pada masyarakat telah dimulai sejak masa 'tradisional-indisch', yaitu masa-masa awal pembentukan Pangkalpinang.

"Masa ini ditandai dengan berhimpunnya keluarga-keluarga batih (inti) untuk hidup berhimpun dalam 10 hingga 40 rumah berarsitektur vernakuler dengan konsep memarung, panggung, bubung, kampung dan nganggung. Saat ini tradisi Memarung, Panggung dan Nganggung telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Nasional," ujarnya.

"Nganggung" merupakan bentuk gotong-royong masyarakat dengan membawa atau menganggung makanan lengkap yang diletakkan dalam dulan kuningan ditutup dengan tudung saji, yaitu tutup duluang terbuat dari daun pandan hutan.

"'Nanggung' merupakan salah satu bentuk organisasi sosial tradisional masyarakat untuk menghadapi persoalan-persoalan kehidupan secara bersama-sama atau saling tolong dan semangat kebersamaan ini sesuai dengan Nawa Cita kesembilan yaitu memperteguh ke-Bhinekaan dan memperkuat Restorasi Sosial Indonesia," katanya.

Pewarta: Try Mustika Hardi

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016