Seorang pejabat kesehatan Palestina mengatakan pada Jumat (18/10) bahwa sistem kesehatan di Jalur Gaza bagian utara telah berada di bawah kehancuran, pengepungan, dan genosida oleh Israel selama lebih dari 14 hari.

Tentara Israel melanjutkan serangan hari ke-14 secara berturut-turut di Gaza utara dengan fokus di area Jabalia dan kamp pengungsinya.

Marwan Al-Hams, direktur rumah sakit lapangan di Gaza, mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa pasien dan orang-orang yang terluka di Gaza utara "tidak bisa mendapatkan obat dan meninggal tanpa intervensi medis."

Dia mengatakan rumah sakit di wilayah utara tidak mampu memberikan layanan medis karena jumlah orang terluka yang sangat banyak, fasilitas sudah penuh, dan mencatat bahwa para dokter bekerja berdasarkan "sistem urgensi dan prioritas" dalam merawat mereka yang terluka.

Al-Hams memperingatkan bahwa habisnya obat-obatan dan peralatan medis di semua rumah sakit di wilayah utara mengancam nyawa mereka yang berada di bawah pengepungan Israel, dan mendesak adanya intervensi untuk memasok bahan bakar ke rumah sakit.

"Israel benar-benar menghancurkan Gaza utara dan membunuh orang-orang dalam pembantaian massal," katanya.

Gaza utara, khususnya area Jabalia, berada di bawah pengepungan yang mencekik dan pemboman tanpa henti, dengan rumah-rumah dihancurkan bersama penghuninya.

Ini adalah operasi darat ketiga yang dilakukan tentara Israel di kamp Jabalia sejak dimulainya serangan di Gaza pada 7 Oktober 2023, setelah serangan lintas batas oleh kelompok Hamas Palestina, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.

Menurut otoritas kesehatan setempat, setidaknya 42.500 orang telah tewas, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, serta lebih dari 99.500 orang terluka.

Serangan ini telah menyebabkan hampir seluruh populasi Gaza mengungsi di tengah blokade yang masih berlangsung, yang menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang parah.

Israel saat ini menghadapi gugatan genosida di Pengadilan Internasional atas tindakannya di Gaza.

Sumber: Anadolu 

Pewarta: Primayanti

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024