Pangkalpinang (Antara Babel) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bangka Belitung pada 2012 produksi cabai besar sebesar 3.229 ton, mengalami penurunan sebesar 279 ton (7,95 persen) dibandingkan produksi 2011.
"Penurunan produksi cabai besar karena berkurangnya luas tanam dan produksi pertanian cabai tersebut yang tersebar di kabupaten/kota Provinsi Bangka Belitung," kata Kepala BPS Babel, Herum Fajarwati di Pangkalpinang, Senin.
Ia menjelaskan, penurunan produksi cabai besar tersebut terjadi di Kabupaten Belitung sebesar 56 ton, Kabupaten Bangka Barat sebesar 30 ton, Kabupaten Bangka Tengah 481 ton, Kabupaten
Belitung Timur sebesar 26 ton, dan Kota Pangkalpinang sebesar 7 ton.
Sedangkan kenaikan produksi terjadi di Kabupaten Bangka sebesar 154 ton dan Kabupaten Bangka Selatan sebesar 167 ton.
"Produksi cabai besar ini hanya berkontribusi sebesar 0,34 persen dari seluruh produksi cabai besar di Indonesia yakni sebesar 954.346 ton," ujarnya.
Menurut dia, produksi cabai petani lokal ini masih kurang untuk memenuhi konsumsi cabai warga yang tinggi.
"Saat ini, Bangka Belitung masih mengimpor cabai besar untuk konsumsi rumah tangga
maupun non rumah tangga," ujarnya.
Ia mengatakan, terbatasnya hasil pertanian cabai petani lokal ini, sehingga pemerintah daerah sulit mengendalikan harga cabai di masyarakat atau harga masih berdasarkan mekanisme pasar, apabila stok dan pasokan kurang maka harga akan melambung tinggi.
"Menjelang Lebaran Idul Fitri 1434 Hijriyah ini, harga cabai besar sudah mengalami peningkatan yang cukup tinggi mencapai Rp45 ribu per kilogram dan diperkirakan akan terus naik hingga H-1 Lebaran seiring meningkatnya permintaan dan konsumsi warga di daerah itu," ujarnya.
Ia mengatakan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura, pasal 1
menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan hortikultura adalah segala hal yang berkaitan
dengan buah, sayuran, bahan obat nabati, dan florikultura (tanaman hias). Data produksi tanaman
hortikultura yang disajikan dalam Berita Resmi Statistik (BRS) ini hanya mencakup produksi
dari tiga komoditas strategis yaitu cabai besar, cabai rawit dan bawang merah.
"Data produksi yang disajikan setiap tahun untuk cabai besar, cabai rawit dan bawang merah merupakan realisasi laporan per bulan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013
"Penurunan produksi cabai besar karena berkurangnya luas tanam dan produksi pertanian cabai tersebut yang tersebar di kabupaten/kota Provinsi Bangka Belitung," kata Kepala BPS Babel, Herum Fajarwati di Pangkalpinang, Senin.
Ia menjelaskan, penurunan produksi cabai besar tersebut terjadi di Kabupaten Belitung sebesar 56 ton, Kabupaten Bangka Barat sebesar 30 ton, Kabupaten Bangka Tengah 481 ton, Kabupaten
Belitung Timur sebesar 26 ton, dan Kota Pangkalpinang sebesar 7 ton.
Sedangkan kenaikan produksi terjadi di Kabupaten Bangka sebesar 154 ton dan Kabupaten Bangka Selatan sebesar 167 ton.
"Produksi cabai besar ini hanya berkontribusi sebesar 0,34 persen dari seluruh produksi cabai besar di Indonesia yakni sebesar 954.346 ton," ujarnya.
Menurut dia, produksi cabai petani lokal ini masih kurang untuk memenuhi konsumsi cabai warga yang tinggi.
"Saat ini, Bangka Belitung masih mengimpor cabai besar untuk konsumsi rumah tangga
maupun non rumah tangga," ujarnya.
Ia mengatakan, terbatasnya hasil pertanian cabai petani lokal ini, sehingga pemerintah daerah sulit mengendalikan harga cabai di masyarakat atau harga masih berdasarkan mekanisme pasar, apabila stok dan pasokan kurang maka harga akan melambung tinggi.
"Menjelang Lebaran Idul Fitri 1434 Hijriyah ini, harga cabai besar sudah mengalami peningkatan yang cukup tinggi mencapai Rp45 ribu per kilogram dan diperkirakan akan terus naik hingga H-1 Lebaran seiring meningkatnya permintaan dan konsumsi warga di daerah itu," ujarnya.
Ia mengatakan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura, pasal 1
menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan hortikultura adalah segala hal yang berkaitan
dengan buah, sayuran, bahan obat nabati, dan florikultura (tanaman hias). Data produksi tanaman
hortikultura yang disajikan dalam Berita Resmi Statistik (BRS) ini hanya mencakup produksi
dari tiga komoditas strategis yaitu cabai besar, cabai rawit dan bawang merah.
"Data produksi yang disajikan setiap tahun untuk cabai besar, cabai rawit dan bawang merah merupakan realisasi laporan per bulan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013