Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mengungkapkan ada tujuh tantangan dalam penguatan produksi susu sapi melalui koperasi di Indonesia.

Pertama, produktivitas sapi perah rendah, yang mana kualitas genetik sapi perah masih tergolong rendah dibandingkan negara penghasil susu lainnya.

"Itu juga disebabkan terkait ketersediaan pakan yang berkualitas dan bergizi yang masih menjadi kendala. Ditambah lagi sering terjadi penyakit pada sapi perah yang menurunkan produktivitas," ucap Menkop di Jakarta, Selasa.

Soal ketahanan industri susu lokal, Menkop menyoroti tantangan kedua terkait keterbatasan infrastruktur seperti kandang, peralatan, dan transportasi.

"Masih banyak peternak yang masih menggunakan kandang tradisional yang kurang memadai. Juga, ketersediaan peralatan pemerahan dan pendinginan susu yang moderen masih terbatas," ucapnya.

Ketiga, tambahnya, akses terhadap pembiayaan, yang mana banyak peternak kesulitan mendapatkan modal untuk mengembangkan usaha peternakan sapi perah.

Penerapan dan pengetahuan teknologi para peternak disebut Menkop sebagai tantangan keempat. "Penerapan teknologi moderen dalam peternakan sapi perah masih rendah, hingga peternak seringkali kurang memiliki pengetahuan tentang teknologi peternakan moderen," katanya.

Tantangan kelima adalah fluktuasi harga susu dan ongkos produksi. "Harga susu di tingkat peternak seringkali tidak stabil dan cenderung rendah. Bahkan, kenaikan harga pakan dan obat-obatan dapat menekan keuntungan peternak," ujarnya.

Keenam, terkait persaingan produk impor terutama menyangkut kualitas produk susu impor yang sering dianggap memiliki kualitas lebih baik.

Tantangan ketujuh, ia menyoroti perubahan iklim yang dapat mempengaruhi ketersediaan pakan alami. Bahkan, perubahan iklim dapat memicu munculnya penyakit baru pada ternak.

Oleh karena itu, Kementerian Koperasi (Kemenkop) bakal menerapkan beberapa langkah dan strategi dalam peningkatan penyerapan produksi susu.

Promosi dan edukasi masyarakat juga akan dikembangkan, terutama dalam kampanye konsumsi susu, edukasi gizi, dan promosi produk lokal dengan memperkuat kemitraan antara peternak dan industri, hingga kemitraan dengan pemerintah.

Lebih dari itu, ia juga menyebut perlunya peningkatan daya saing produk lokal, yang di dalamnya mencakup pengembangan branding dan peningkatan efisiensi produksi.

Ia juga menilai, hal yang tak kalah penting adalah diversifikasi produk dan inovasi produk dalam pengembangan produk olahan susu.

Hal lain yang patut dilakukan adalah peningkatan akses distribusi, yakni pengembangan infrastruktur, modernisasi pasar, dan e-commerce.

Pewarta: Sinta Ambarwati

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024