Boyolali (Antara Babel) - Presiden Joko Widodom (Jokowi) menghadiri Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-36 2016 yang digelar di alun-alun Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu.

Presiden Jokowi yang didampingi Ibu Negara Iriana Jokowi pada kesempatan tersebut juga membuka acara puncak peringatan HPS ke-36 di Boyolali tersebut dengan ditandai membunyikan "klotong" yang ikuti 5.000 peserta tamu undangan baik petani, penyuluh, peternak, dan perwakilan dari 34 daerah Provinsi di Indonesia.

Puncak HPS tersebut juga dihadiri oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Bupati Boyolali Seno Samodro selaku tuan rumah, dan sejumlah kepala daerah lainnya seluruh Indonesia.

Presiden Jokowi setibanya lokasi Kompleks Perkantoran Pemkab Boyolali langsung meninjau pameran gelar teknologi yang memamerkan sejumlah produk tanaman unggulan seperti sayuran, buah, dan tanaman pangan lain, serta peternakan sapi pejantan dari berbagai daerah sentra.

Presiden setelah meninjau pameran gelar tehnologi kemudian menuju puncak peringatan HPS ke-36 pada tahun ini, yang mengangkat tema "Membangun Kedaulatan Pangan di Era Perubahan Iklim.

Presiden Joko Widodo mengatakan setelah melihat hasil panen tanaman serentak dan gelar tehnologi yang dipamerkan pada peringatan HPS tersebut Indonesia dipastikan tidak ada impor beras hingga akhir tahun ini.

"Saya optimistis kalau semuanya bekerja keras, makan beras hingga akhir Desember mendatang tidak ada impor," kata Jokowi.

Selain itu, kata Jokowi komoditas Jagung impor sudah menurun hingga sekitar 60 persen. Karena, para petani sebelumnya mengeluh akibat harga jagung hanya Rp1.500/kg, tetapi setelah keluar Peraturan Presiden (Perpres), tentukan harganya Rp2.700/kg.

Namun, kata Jokowi harga jagung di lapangan sekarang sudah mencapai Rp3.100/kg atau meloncat tinggi dibanding sebelumnya. Artinya, petani sekarang dapat memiliki keuntungan besar dengan Perpres itu.

Selain itu, petani dengan harga tinggi mereka dapat bergairah kembali untuk menanam tanaman jagung. Hal ini, kuncinya harga akhir. Percuma petani disubsidi pupuk dan benih, tetapi harga jatuh tidak ada artinya.

"Hal ini, ke depan strategi yang harus dilakukan untuk mencapai kesejahteraan petani," kata Jokowi.

Presiden dalam kesempatam tersebut juga melakukan dialog dengan para petani yang mengerti betul kondisi lapangan. Presiden juga sempat meminta petani asal Lampung Supono Danu menceritakan pengalamannya soal pertanian di daerahnya.

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016