Kuala Lumpur (Antara Babel) - Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Johor Bahru, Malaysia telah menerima telepon dari tetangga seorang TKI yang diduga merupakan korban dari kapal tenggelam di Perairan Nongsa, Provinsi Kepulauan Riau, Rabu (2/11).
"Kami telah menerima telepon dari Pak Syawal asal Malaka yang minta tolong cek tetangganya atas nama Abdul Ojip, yang kemungkinan jadi korban kapal tenggelam," ujar Koordinator Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya KJRI Johor Bahru, Dewi Lestari ketika dihubungi, Kamis.
Sebelumnya terkait kapal tenggelam KJRI Johor Baru telah membuka hotline atas nama Marsianda +6017 730 1424, Dewi +6016 790 1164 dan Wino +6010 366 5506.
Dewi mengatakan pihaknya juga telah mengirimkan liaison officer Polri KJRI Johor Bahru, AKBP Wino Sumarno, untuk berangkat ke Batam guna memantau perkembangan penanganan korban kapal tenggelam.
"Kami sudah cek ke Batam, TKI atas nama Abdul Ojip belum ada data yang masuk," katanya.
Konsul Jenderal KJRI Johor Bahru, Haris Nugroho mengatakan pihaknya sudah melaporkan kejadian tersebut ke Jakarta.
"Kami kemarin juga sudah menghubungi polisi Johor Bahru dan diperkirakan kapal berangkat dari Pantai Tanjung Kelise, Bandar Penawar, Kota Tinggi, Johor, Malaysia," katanya.
Berdasarkan data terakhir dari Polda Kepri, hingga Rabu malam sebanyak 39 orang korban ditemukan selamat. Sementara yang meninggal sebanyak 18 orang. Jumlah itu masih kurang sekitar 45 orang dari seluruh penumpang yang berada di atas kapal.
"Berdasarkan informasi, total yang diatas kapal 102 orang. Artinya banyak belum ditemukan," kata Kabid Dokkes Polda Kepri AKBP Jarot Wibowo.
Berdasarkan keterangan dari salah satu penumpang yang selamat bahwa sekira pukul 02.00 waktu setempat Kapal jenis Speed Boat bertolak dari Johor, Malaysia menuju Batam.
Sekitar pukul 05.00 WIB pada saat di perairan Nongsa speed boat yang mereka tumpangi di hantam ombak dan terbalik hingga mengakibatkan penumpang jatuh ke laut.
Akibat kejadian tersebut 39 orang berhasil menyelamatkan diri ke salah satu rumah warga di pantai Memban Nongsa dan sisanya sampai saat ini masih belum ditemukan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016
"Kami telah menerima telepon dari Pak Syawal asal Malaka yang minta tolong cek tetangganya atas nama Abdul Ojip, yang kemungkinan jadi korban kapal tenggelam," ujar Koordinator Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya KJRI Johor Bahru, Dewi Lestari ketika dihubungi, Kamis.
Sebelumnya terkait kapal tenggelam KJRI Johor Baru telah membuka hotline atas nama Marsianda +6017 730 1424, Dewi +6016 790 1164 dan Wino +6010 366 5506.
Dewi mengatakan pihaknya juga telah mengirimkan liaison officer Polri KJRI Johor Bahru, AKBP Wino Sumarno, untuk berangkat ke Batam guna memantau perkembangan penanganan korban kapal tenggelam.
"Kami sudah cek ke Batam, TKI atas nama Abdul Ojip belum ada data yang masuk," katanya.
Konsul Jenderal KJRI Johor Bahru, Haris Nugroho mengatakan pihaknya sudah melaporkan kejadian tersebut ke Jakarta.
"Kami kemarin juga sudah menghubungi polisi Johor Bahru dan diperkirakan kapal berangkat dari Pantai Tanjung Kelise, Bandar Penawar, Kota Tinggi, Johor, Malaysia," katanya.
Berdasarkan data terakhir dari Polda Kepri, hingga Rabu malam sebanyak 39 orang korban ditemukan selamat. Sementara yang meninggal sebanyak 18 orang. Jumlah itu masih kurang sekitar 45 orang dari seluruh penumpang yang berada di atas kapal.
"Berdasarkan informasi, total yang diatas kapal 102 orang. Artinya banyak belum ditemukan," kata Kabid Dokkes Polda Kepri AKBP Jarot Wibowo.
Berdasarkan keterangan dari salah satu penumpang yang selamat bahwa sekira pukul 02.00 waktu setempat Kapal jenis Speed Boat bertolak dari Johor, Malaysia menuju Batam.
Sekitar pukul 05.00 WIB pada saat di perairan Nongsa speed boat yang mereka tumpangi di hantam ombak dan terbalik hingga mengakibatkan penumpang jatuh ke laut.
Akibat kejadian tersebut 39 orang berhasil menyelamatkan diri ke salah satu rumah warga di pantai Memban Nongsa dan sisanya sampai saat ini masih belum ditemukan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016