Jakarta (Antara Babel) - Pemerintah Indonesia mengusulkan adanya kerja sama bidang kejuruan pada perundingan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) ke-5, yang diyakini mampu meningkatkan daya saing tenaga kerja dalam negeri.

"Indonesia memprakarsai kerja sama vokasional atau kejuruan dengan cakupan area di bidang pendidikan, industri, pertanian, kehutanan, kesehatan, pariwisata, dan tenaga kerja," kata Ketua Tim Perunding Indonesia, Deddy Saleh, dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa.

Deddy menyampaikan hal itu pada perundingan IA-CEPA ke-5 yang dilaksanakan di Bandung, Jawa Barat pada 31 Oktober-4 November 2016. Tujuan dari usulan Indonesia tersebut untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, khususnya tenaga vokasi, melalui kerja sama pendidikan dan pelatihan kejuruan serta pekerja kejuruan.

Pada perundingan tersebut, kedua negara menyatakan sangat optimis dapat menghasilkan kemajuan signifikan. Indonesia dan Australia juga telah membahas akses pasar di bidang perdagangan barang dan jasa serta pembahasan lebih mendalam seluruh draf teks IA-CEPA.

Perundingan itu merupakan kelanjutan dari perundingan ke-4 yang dilaksanakan pada 23-26 Agustus 2016 di Sydney, Australia. Isu utama IA-CEPA yang dibahas dalam perundingan kali ini adalah perdagangan barang, negara asal barang, prosedur bea cukai dan fasilitasi perdagangan.

Selain itu suga sanitari dan phytosanitary, hambatan teknis perdagangan, perdagangan jasa, jasa profesional, jasa keuangan telekomunikasi, investasi, e-dagang, kebijakan persaingan usaha, dan ketentuan kelembagaan dan kerangka kerja.

"Kedua negara tetap optimis bahwa Perundingan IA-CEPA dapat diselesaikan dalam jangka waktu setahun lagi, yakni pada 2017," ujar Deddy.

Pada perundingan yang dihadiri perwakilan seluruh instansi terkait dari kedua negara tersebut, juga dibahas tindak lanjut kerja sama dalam kerangka Early Outcome IA-CEPA seperti skills development exchange pilot project, herbal product, food and drug standard and controls, dan standard mapping project.

Adapun bentuk kerja sama lain dalam kerangka Early Outcomes IA-CEPA adalah kerja sama di bidang red meat and cattle, financial services, fashion and jewellery design, serta kerja sama di bidang industri, seperti pengembangan pusat inovasi untuk makanan.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Tim Perunding Australia Frances Lisson menyatakan bahwa Australia akan menindaklanjuti usulan Indonesia.

"Usulan kerja sama di bidang kejuruan itu akan segera ditindaklanjuti Pemerintah Australia. Kami akan membahas secara internal dengan seluruh pemangku kepentingan terkait di Australia, khususnya di bidang vokasional. Selanjutnya, ini akan dibahas kembali oleh kedua negara pada perundingan berikutnya," kata Frances.

Sementara itu, terkait kerja sama dalam kerangka Early Outcomes IA-CEPA, Frances berharap dapat diumumkan saat pertemuan bilateral Menteri Perdagangan RI dan Menteri Perdagangan, Pariwisata, dan Industri Australia pada 7 November 2016.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai total perdagangan bilateral Indonesia dan Australia pada 2015 mencapai 8,51 miliar dolar Amerika Serikat. Neraca perdagangan Indonesia-Australia pada tahun 2015 mengalami defisit bagi Indonesia sebesar 1,1 miliar dolar AS.

Ekspor Indonesia ke Australia pada periode Januari-Agustus 2016 tercatat sebesar 2,19 miliar dolar AS atau turun 10,34 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 2,45 miliar dolar AS.

Sementara impor Indonesia pada periode yang sama mencapai nilai 3,36 miliar dolar AS atau naik 3,56 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang senilai 3,25 miliar dolar AS.

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016