Pangkalpinang (Antara Babel) - Di dalam hidup, waktu memang tidak akan pernah bisa diputar. Kendati demikian, jangan lupakan soal “artefak” peninggalannya. Bagaimana pun, setiap hal selalu punya dua sisi. Termasuk di antaranya, jejak kolonialisme yang mewujud lewat beragam peninggalan berupa bangunan, kanal-kanal, hingga sistem pemerintahan.

 

Kota Lama, Semarang kawasan pemerintahan zaman kolonial tentu tidak asing di telinga para pengagum arsitektur kuno. Seperti halnya Kota Tua, Jakarta, atau justru pusat-pusat pemerintahan kolonial lainnya, akan ada banyak bangunan-bangunan khas gedung pemerintahan, pabrik, restoran, hingga gereja yang akan anda temui di sana. Hal ini lazim, mengingat catatan sejarah menunjukkan, Kota Lama memang merupakan pusat perekonomian serta pemerintahan di zaman Hindia Belanda.

 

Adapun sejarah pengembangan Kota Lama tidak lepas dari adanya “fortifikasi”  pembangunan benteng sebagai bentuk pertahanan kolonial terhadap potensi pemberontakan. Seiring berkembangnya zaman, pada akhirnya “terbukalah” sekat-sekat tersebut. Nah, untuk mengenang keberadaan benteng yang mengelilingi Kota Lama, maka jalan-jalan di sana memang sengaja diberi nama, semisal Noorderwalstaat (Jalan Tembok Utarakini Jalan Merak), Oosterwalstraat (Jalan Tembok Timur kini Jalan Cendrawasih), Zuiderwalstraat (Jalan Tembok Selatan kini Jalan Kepodang) dan masih banyak lagi.


Kawasan Eksklusif


Konon, pembangunan kawasan Kota Lama ini memang dirancang sedemikian mirip dengan Belanda. Wajar, jika banyak orang menyebutnya “Little Netherland”. Bagaimana tidak, sebagian besar bangunan di sana memang seolah “menyajikan” kemegahan arsitektur Eropa. Bangunan-bangunan besar berjendela tinggi, kubah, pilar-pilar, serta pembangunan kanal airpada kenyataannya masih bertahan dan berdiri kokoh hingga kini.

 

Dahulu, Kota Lama sendiri dikelilingi oleh beragam pemukiman etnis. Seperti halnya, terdapat perkampungan Melayu yang ada di bagian utara Kali Mberok , kawasan Jawa Islam di sisi barat , serta pecinan (pemukiman Tionghoa) di bagian selatan kota Lama. Seiring berjalannya waktu, Kota Lama lantas “dihuni” oleh sejumlah titik bisnis, mulai dari Bank Mandiri, Asuransi Jiwa Sraya, Pabrik Rokok Praoe Lajar, Stasiun Tawang, hingga Polder Air Tawang.

 

Area Kota Lama lantas berkembang menjadi kawasan mewah dan eksklusif. Setidaknya, ada beberapa ikon wisata Kota Lama, Semarang, meliputi:

 

1. Stasiun Tawang Didirikan pertama kali oleh Nederlandsche Indische Spoorweg Maatschsrij (NIS) , dan diresmikan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Baron Sloet Van de Beele. Pembangunannya sendiri memerlukan waktu hampir enam tahun, dengan konsep bangunan Indis, yang telah disesuaikan dengan kondisi iklim tropis.

 

2. Polder Air Tawang Tujuan pembangunannya adalah sebagai pusat pembuangan air , yang mencakup berbagai kawasan sekitar Stasiun Tawang. Hal ini penting, mengingat lokasi Kota Lama yang dekat dengan laut sehingga rawan banjir. Kini, Polder Air tawang sendiri sudah mengalami sejumlah renovasi.

 

3. Gereja Blenduk Bentuk kubahnya yang unik membuat ikon Kota Lama Semarang ini nampak begitu kentara, sekalipun dari kejauhan. Diperkirakan, usianya mencapai lebih dari dua setengah abad. Sebagai informasi, Gereja Blenduk sendiri memiliki nama asli Nederlandsch Indische Kerk. Nah, lantaran masyarakat pribumi sulit mengucapkan nama dalam bahasa Belanda, pada akhirnya gereja ini lebih dikenal dengan bentuk atapnya (kubah berwarna merah bata) atau blenduk.

 

4. Gedung Marabunta Anda tentu heran ketika menemukan ada ornamen “semut raksasa” di atapnya. Namun, itulah salah satu keunikan gedung yang satu ini. Konon, di sana pernah berlangsung pertunjukkan Matahari seorang penari erotis yang juga populer sebagai mata-mata.

 

Selain empat lokasi wisata di atas, Kota Lama masih menyimpan banyak spot menarik, lho. Belum lagi, soal kulinernya yang memanja lidah. Nah, jika Anda ingin menikmati pesona Kota Lama dari berbagai sudut, tidak ada salahnya jika langsung melakukan pemesanan hotel murah di Semarang melalui situs Airy Rooms. Adapun cara lebih mudahnya, bisa melalui aplikasi Android maupun iOS.

 

Sebagai jaringan hotel terbesar di Indonesia, Airy Rooms juga menjamin fasilitas yang akan Anda dapatkan. Apalagi, proses pembayarannya pun terbilang praktis, yakni bisa melalui transfer maupun kartu kredit.

Pewarta:

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016