Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan (HAKLI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengapresiasi penerapan Sertifikasi Laik Higienis Sanitasi (SLHS) di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
"Saya mengapresiasi penerapan sertifikasi laik higienis karena sebagai pondasi utama menjamin keamanan dan kualitas program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk pelajar," kata Ketua HAKLI Bangka Belitung, Boy Yandra saat pelatihan sertifikasi penjamahan makanan yang diselenggarakan Dinas Kesehatan di Sungailiat, Kamis (16/10).
Sebagaimana yang ditekankan HAKLI Pusat, kata Boy Yandra, SLHS bukan hanya sekedar dokumen administrasi melainkan instrumen krusial untuk memastikan keamanan pangan di pengolahan pangan.
"Semua relawan dapur SPPG harus memahami pentingnya SLHS sehingga MBG yang didistribusikan untuk pelajar terjamin keamanan," jelas Boy Yandra yang menjabat Staf Ahli Bupati Bangka Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kabupaten Bangka.
Berdasarkan data, jumlah dapur SPPG yang sudah beroperasi melayani MBG yakni SPPG di Kecamatan Pemali dengan jumlah relawan dapur sebanyak 47 orang yang sudah dilatih sebagai penjamah makanan.
"Setiap hari semua relawan harus menyiapkan makanan dan lauk pauk untuk didistribusikan ke sekolah di wilayah layanan SPPG," katanya.
Boy Yandra mengakui untuk menyajikan makanan bergizi dengan jumlah banyak tentu harus mendapat perhatian ekstra terhadap higienis sanitasi pangan baik mulai tahap pengadangan, penyimpanan, pengolahan, penyajian dan pengawasan.
"Perhatian ekstra ini dilakukan sebagai upaya pencegahan munculnya penyakit atau keracunan di makanan akibat pangan yang tidak higienis," jelas Boy Yandra.
Dia mengatakan semua tahapan makanan di setiap dapur SPPG harus memenuhi standar operasional prosedur (SOP) yang sudah ditetapkan.
"Saya optimis pemberian makan bergizi gratis dengan pemenuhan gizi yang terpenuhi mampu menurunkan prevalensi kasus stunting," ujar Boy Yandra.
Editor : Joko Susilo
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2025