Koba (Antara Babel) - Seorang petani di Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Sudarto mencoba membuat produk teh yang bahan bakunya dari bunga tanaman naga.
"Awalnya saya hanya sebatas mencoba, ternyata berhasil dan aroma serta rasanya juga lumayan enak," katanya di Koba, Kamis.
Ia menjelaskan, teh itu berasal dari bunga naga yang dipetik dari batangnya kemudian dikeringkan beberapa hari dan setelah itu digiling dan ditapis.
"Setelah saya lakukan cara pengolahan demikian, kemudian saya coba menyeduhnya dengan air panas ternyata rasanya lumayan enak dan wangi," ujarnya.
Sudarto mencoba meproduksi teh dari bunga tanaman naga itu karena dirinya saat ini sedang membuka lahan seluas 13 hektare untuk ditanami tanaman buah naga.
"Sekarang baru empat hektare yang sudah ditanam, ada sekitar 5.000 batang dan sudah beberapa kali berhasil dipanen," ujarnya.
Ia mengatakan, produk teh dari bunga tanaman naga ini saat ini hanya untuk konsumsi rumah tangga saja atau belum untuk dikomersilkan.
"Saya buatnya baru sebatas untuk konsumsi pribadi, bukan untuk dijual karena produk ini belum mendapat legalitas produk layak dipasarkan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017
"Awalnya saya hanya sebatas mencoba, ternyata berhasil dan aroma serta rasanya juga lumayan enak," katanya di Koba, Kamis.
Ia menjelaskan, teh itu berasal dari bunga naga yang dipetik dari batangnya kemudian dikeringkan beberapa hari dan setelah itu digiling dan ditapis.
"Setelah saya lakukan cara pengolahan demikian, kemudian saya coba menyeduhnya dengan air panas ternyata rasanya lumayan enak dan wangi," ujarnya.
Sudarto mencoba meproduksi teh dari bunga tanaman naga itu karena dirinya saat ini sedang membuka lahan seluas 13 hektare untuk ditanami tanaman buah naga.
"Sekarang baru empat hektare yang sudah ditanam, ada sekitar 5.000 batang dan sudah beberapa kali berhasil dipanen," ujarnya.
Ia mengatakan, produk teh dari bunga tanaman naga ini saat ini hanya untuk konsumsi rumah tangga saja atau belum untuk dikomersilkan.
"Saya buatnya baru sebatas untuk konsumsi pribadi, bukan untuk dijual karena produk ini belum mendapat legalitas produk layak dipasarkan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017