Pangkalpinang (Antara Babel) - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengapresiasi kegigihan warga Kendeng, Kabupaten Rembang yang menolak pembangunan pabrik semen sekaligus menginspirasi perjuangan kelestarian lingkungan di wilayah lain di Indonesia.
"Kegigihan warga Kendeng dapat menginspirasi aktivis lingkungan di daerah lain untuk bergerak bersama memastikan masyarakat mendapatkan hak atas kondisi alamnya," kata Direktur Walhi Kepulauan Babel, Ratno Budi di Pangkalpinang, Senin.
Menurut dia, wilayah Kendeng merupakan daerah dengan 75 titik mata air yang terancam keberadaannya akibat aktivitas perambahan perusahaan semen.
"Dalam kenyataan sekarang ini industri semen digenjot untuk meningkatkan produksi semen, padahal di sisi lain kondisi lingkungan semakin terancam," ujarnya.
Menurut dia program pembangunan infrastruktur dalam beberapa tahun terakhir hampir seluruhnya bersinggungan dengan kondisi lingkungan di Indonesia, sehingga dibutuhkan kesadaran terhadap kelestarian ekologi.
"Walhi sebagai organisasi lingkungan terus mengkampanyekan agar bencana ekologi tidak terjadi akibat program pembangunan yang mengesampingkan aspek-aspek lingkungan," ujarnya.
Ia mengatakan para aktivis lingkungan di Kepulauan Babel terus memperjuangan hak atas lingkungan yang baik bagi masyarakat bukan hanya persoalan pertambangan, namun juga permasalahan lingkungan lainnya.
"Lingkungan yang baik karena kondisi alam yang tetap terjaga diharapkan dapat memperbaiki taraf kehidupan bagi masyarakat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017
"Kegigihan warga Kendeng dapat menginspirasi aktivis lingkungan di daerah lain untuk bergerak bersama memastikan masyarakat mendapatkan hak atas kondisi alamnya," kata Direktur Walhi Kepulauan Babel, Ratno Budi di Pangkalpinang, Senin.
Menurut dia, wilayah Kendeng merupakan daerah dengan 75 titik mata air yang terancam keberadaannya akibat aktivitas perambahan perusahaan semen.
"Dalam kenyataan sekarang ini industri semen digenjot untuk meningkatkan produksi semen, padahal di sisi lain kondisi lingkungan semakin terancam," ujarnya.
Menurut dia program pembangunan infrastruktur dalam beberapa tahun terakhir hampir seluruhnya bersinggungan dengan kondisi lingkungan di Indonesia, sehingga dibutuhkan kesadaran terhadap kelestarian ekologi.
"Walhi sebagai organisasi lingkungan terus mengkampanyekan agar bencana ekologi tidak terjadi akibat program pembangunan yang mengesampingkan aspek-aspek lingkungan," ujarnya.
Ia mengatakan para aktivis lingkungan di Kepulauan Babel terus memperjuangan hak atas lingkungan yang baik bagi masyarakat bukan hanya persoalan pertambangan, namun juga permasalahan lingkungan lainnya.
"Lingkungan yang baik karena kondisi alam yang tetap terjaga diharapkan dapat memperbaiki taraf kehidupan bagi masyarakat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017