Jakarta (Antara Babel) - Psikolog anak dan keluarga Anna Surti Ariani
menuturkan anak dapat mengalami efek psikologi karena alergi, termasuk
pergaulan dengan teman-temannya karena tidak dapat bermain dengan bebas.
"Dampak alergi dalam jangka pendek adalah anak stres memilih makanan dan merasa dibatasi sehingga khawatir dalam bergaul," ujar dia di Jakarta, Rabu.
Anak yang memiliki alergi rentan mengalami stres dan kecemasan berlebihan karena perlu menghindari mengonsumsi makanan dan minuman pemicu alergi, bahkan dalam kegiatan yang dilakukan dengan teman-temannya.
Menurut Anna, stres juga dapat muncul jika teman-temannya menganggap aneh, menjauhi atau menolak untuk berteman.
Untuk jangka menengah, anak terus waspada dan tingkat kecemasan meningkat, cenderung tidak fleksibel karena pilihan terbatas serta menghindari pergaulan dan bermain dengan teman di tempat bermain.
"Anak dengan alergi cenderung kaku. Menghindari pergaulan karena merasa dianggap aneh. Jangka panjang kepribadiannya terpengaruh," kata Anna.
Pengasuhan anak yang memiliki alergi juga lebih rumit karena orang tua bisa mengalami stres, cemas berlebih dan merasa bersalah menurunkan alergi yang dimiliki.
"Sering bertengkar anak dan orang tua karena larangan memakan sesuatu yang memicu alergi," ucap dia.
Untuk menangani hal tersebut, orang tua perlu mengenali sifat anak untuk mengerti pendekatan yang tepat dalam menangani alergi.
Anna mengatakan orang tua juga harus mengenal lingkungan anak dan teman sekolah untuk mengetahui penyebab anak mengalami alergi.
Mengenali diri sendiri, khususnya alergi yang dimiliki juga harus dilakukan orang tua.
(D020/S024)
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017
"Dampak alergi dalam jangka pendek adalah anak stres memilih makanan dan merasa dibatasi sehingga khawatir dalam bergaul," ujar dia di Jakarta, Rabu.
Anak yang memiliki alergi rentan mengalami stres dan kecemasan berlebihan karena perlu menghindari mengonsumsi makanan dan minuman pemicu alergi, bahkan dalam kegiatan yang dilakukan dengan teman-temannya.
Menurut Anna, stres juga dapat muncul jika teman-temannya menganggap aneh, menjauhi atau menolak untuk berteman.
Untuk jangka menengah, anak terus waspada dan tingkat kecemasan meningkat, cenderung tidak fleksibel karena pilihan terbatas serta menghindari pergaulan dan bermain dengan teman di tempat bermain.
"Anak dengan alergi cenderung kaku. Menghindari pergaulan karena merasa dianggap aneh. Jangka panjang kepribadiannya terpengaruh," kata Anna.
Pengasuhan anak yang memiliki alergi juga lebih rumit karena orang tua bisa mengalami stres, cemas berlebih dan merasa bersalah menurunkan alergi yang dimiliki.
"Sering bertengkar anak dan orang tua karena larangan memakan sesuatu yang memicu alergi," ucap dia.
Untuk menangani hal tersebut, orang tua perlu mengenali sifat anak untuk mengerti pendekatan yang tepat dalam menangani alergi.
Anna mengatakan orang tua juga harus mengenal lingkungan anak dan teman sekolah untuk mengetahui penyebab anak mengalami alergi.
Mengenali diri sendiri, khususnya alergi yang dimiliki juga harus dilakukan orang tua.
(D020/S024)
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017