New York (Antara Babel/Xinhua) - Harga minyak dunia menguat pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena persediaan minyak mentah Amerika Serikat menurun selama enam minggu berturut-turut.

Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan dalam laporan mingguannya bahwa persediaan minyak mentah AS turun sebesar 1,8 juta barel pekan lalu, memperpanjang penurunan minggu keenam berturut-turut.

Sementara itu, anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), seperti Kuwait, Irak, Oman dan Venezuela, dilaporkan mengatakan bahwa mereka mendukung perpanjangan pemotongan pasokan, menandakan bahwa pertemuan minggu depan akan berjalan dengan lancar.

Sebelumnya, pada Senin (15/5) menteri energi Arab Saudi dan Rusia mengatakan bahwa pemotongan produksi minyak mentah yang dipimpin OPEC akan diperpanjang dari pertengahan tahun ini sampai Maret 2018.

Mereka mengatakan bahwa pemotongan pasokan harus diperpanjang selama sembilan bulan, sampai Maret 2018, yang lebih lama dari perpanjangan opsional enam bulan yang ditentukan dalam kesepakatan tersebut, menurut Reuters.

Para menteri juga mengatakan bahwa mereka berharap produsen-produsen lainnya akan mengikuti pemotongan pasokan, yang pada awalnya akan berada pada persyaratan volume yang sama seperti sebelumnya.

Sementara itu, Menteri Perminyakan Kuwait Essam al-Marzouq mengatakan pada Selasa (16/5) bahwa dia mendukung pemangkasan pasokan sampai akhir Maret 2018, menggemakan saran dari produsen utama Arab Saudi dan Rusia pada Senin (15/5), menurut laporan media.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni, bertambah 0,41 dolar AS menjadi menetap di 49,07 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juli, naik 0,56 dolar AS menjadi ditutup pada 52,21 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Pewarta:

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017