Bogor (Antara Babel) - Lembaga konservasi satwa "ex-situ" (di luar
habitat alami) Taman Safari Indonesia (TSI)-Cisarua, Kabupaten Bogor,
bertambah koleksinya dengan lahirnya kuda nil kerdil (Chaeropsis liberiensis )
"Bayi kuda nil kerdil itu sebenarnya sudah beberapa waktu lalu lahir, namun baru kami rilis saat ini," kata Direktur TSI Cisarua Frans Manansang di Bogor, Jawa Barat, Senin.
Didampingi Humas TSI-Cisarua Yulius H Suprihardo kepada Antara ia menjelaskan bahwa kuda nil kerdil mempunyai status konservasi sebagai satwa yang tergolong sangat langka, dan dilindungi .
Ia menjelaskan bahwa jumlah populasinya kian merosot terutama di Liberia, di mana diperkirakan tinggal 2.000 ekor saja.
Ditambahkan bahwa satwa ini juga terdapat di Sierra Leone, Guinea dan pantai gading Afrika Barat.
Satwa semi akuatik yang hidup di rawa rawa ini, juga merupakan salah satu koleksi satwa langka yang ada di Taman Safari Indonesia-Cisarua, Kabupaten Bogor.
Lahirnya seekor bayi kuda nil itu berasal dari induk pejantan bernama Ujani berusia 15 tahun, sedangkan betinanya bernama Vivi berusia 10 tahun.
Menurut perawat satwa (keeper) di TSI-Cisarua Ardi yang sehari-hari merawat satwa kuda nil ketika lahir satwa tersebut berat tubuhnya kira kira 2 kg.
"Pada saat baru lahir satwa ini sudah bisa menyelam, dan kadang kadang menyembulkan kepalanya untuk menyusu pada induknya," katanya.
Saat ini bayi kuda nil yang tingkahnya menggemaskan itu sudah bisa dilihat oleh pengunjung TSI-Cisarua di kawasan "baby zoo" TSI-Cisarua.
TSI-Cisarua ditunjuk pemerintah sebagai lembaga konservasi "ex-situ" oleh Menteri Kehutanan Republik Indonesia Hasjrul Harahap melalui SK. No. 709/Kpts-II/90, tanggal 6 Desember 1990, diperbaharui SK Menhut No. 242/Kpts-II/1999.
TSI juga sebagai Pusat Penangkaran Satwa Langka Indonesia (SK Dirjen PHPA No. 2366/VI-Sek/Kp 90) pada tanggal 20 November 1990
Pada tanggal 16 Maret 1990, TSI-Cisarua, Bogor diresmikan menjadi objek wisata nasional oleh Menparpostel saat itu Soesilo Soedarman) dengan SK Menparpostel Kep.11/U/III/89.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017
"Bayi kuda nil kerdil itu sebenarnya sudah beberapa waktu lalu lahir, namun baru kami rilis saat ini," kata Direktur TSI Cisarua Frans Manansang di Bogor, Jawa Barat, Senin.
Didampingi Humas TSI-Cisarua Yulius H Suprihardo kepada Antara ia menjelaskan bahwa kuda nil kerdil mempunyai status konservasi sebagai satwa yang tergolong sangat langka, dan dilindungi .
Ia menjelaskan bahwa jumlah populasinya kian merosot terutama di Liberia, di mana diperkirakan tinggal 2.000 ekor saja.
Ditambahkan bahwa satwa ini juga terdapat di Sierra Leone, Guinea dan pantai gading Afrika Barat.
Satwa semi akuatik yang hidup di rawa rawa ini, juga merupakan salah satu koleksi satwa langka yang ada di Taman Safari Indonesia-Cisarua, Kabupaten Bogor.
Lahirnya seekor bayi kuda nil itu berasal dari induk pejantan bernama Ujani berusia 15 tahun, sedangkan betinanya bernama Vivi berusia 10 tahun.
Menurut perawat satwa (keeper) di TSI-Cisarua Ardi yang sehari-hari merawat satwa kuda nil ketika lahir satwa tersebut berat tubuhnya kira kira 2 kg.
"Pada saat baru lahir satwa ini sudah bisa menyelam, dan kadang kadang menyembulkan kepalanya untuk menyusu pada induknya," katanya.
Saat ini bayi kuda nil yang tingkahnya menggemaskan itu sudah bisa dilihat oleh pengunjung TSI-Cisarua di kawasan "baby zoo" TSI-Cisarua.
TSI-Cisarua ditunjuk pemerintah sebagai lembaga konservasi "ex-situ" oleh Menteri Kehutanan Republik Indonesia Hasjrul Harahap melalui SK. No. 709/Kpts-II/90, tanggal 6 Desember 1990, diperbaharui SK Menhut No. 242/Kpts-II/1999.
TSI juga sebagai Pusat Penangkaran Satwa Langka Indonesia (SK Dirjen PHPA No. 2366/VI-Sek/Kp 90) pada tanggal 20 November 1990
Pada tanggal 16 Maret 1990, TSI-Cisarua, Bogor diresmikan menjadi objek wisata nasional oleh Menparpostel saat itu Soesilo Soedarman) dengan SK Menparpostel Kep.11/U/III/89.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017